Lihat ke Halaman Asli

Apakah Kemiskinan Global dapat Dihapuskan?

Diperbarui: 5 Juni 2023   13:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemiskinan merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berada dalam kemiskinan tidak memiliki akses atau sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, termasuk untuk makanan, air bersih, perumahan yang layak, pendidikan, perawatan kesehatan, dan prospek kerja. Sejumlah variabel, seperti ketimpangan sosial dan ekonomi, kurangnya akses pendidikan dan pelatihan, gejolak politik, dan kurangnya infrastruktur, dapat menyebabkan kemiskinan menjadi masalah yang kompleks. Pemerintah dan organisasi dari seluruh dunia bekerja untuk memerangi kemiskinan dan meningkatkan kehidupan mereka yang menderita.

Berbagai penyebab kemiskinan telah dikembangkan dari aspek-aspek tertentu dari sifat manusia yang membuat orang tidak mampu atau enggan bekerja sampai upaya struktural menunjukkan bahwa itu disengaja. Ada berbagai program yang bertujuan untuk mengakhiri kemiskinan global tetapi belum membuahkan hasil atau mungkin malah memperburuk tingkat kemiskinan. Realita yang ada bahwa kemiskinan global tetap ada dan belum dapat diselesaikan secara keseluruhan karena ada beberapa faktor seperti kemiskinan tidak berhubungan dengan negara maju bahkan banyak investor yang tidak mempedulikan hal tersebut.

Menurut Haralambos, untuk dapat menyelesaikan masalah kemiskinan dapat diatasi melalui 2 cara yaitu (Haralambos, 1980: 140):

  • Mengidentifikasikan dan mendefinisikan kemiskinan
  •  Mengkonsturksi cara untuk mengukurnya.

Dalam cakupan yang lebih luas kemiskinan global dapat diuraikan karena adanya ketidakadilan struktural global dimaknai sebagai adanya mafia ide, penguasaan bahan pokok kehidupan dan negara maju memiliki kesempatan lebih terdepan ketimbang negara berkembang, atau dengan kata lain negara maju memang sengaja melakukan manipulasi agar negara berkembang tidak dapat menjadi negara maju karena akan menjadi ancaman bagi negara maju itu sendiri.

PBB memperkirakan bahwa pada tahun 2022, sekitar 657-676 juta orang menempati hunian yang mengenaskan. Tingkat kemiskinan global menurun 1,5% dari 2015 hingga 2018. Sayangnya, tahun 2019–2020 menjadi lonjakan kemiskinan ekstrem sejak tahun 1998. Ini menunjukkan bahwa lebih dari 93 juta orang di seluruh dunia hidup dengan pendapatan sehari kurang dari $1,90.

Hampir semua negara harus mengambil tindakan perlindungan sosial baru sebagai akibat dari pandemi COVID-19. Namun, banyak yang hanya merupakan solusi jangka pendek, dan tindakan tersebut tidak merata secara global. Di negara-negara berpenghasilan tinggi, lebih dari 50% penganggur menerima bantuan langsung tunai. Di negara-negara berpenghasilan rendah, hanya 1% penganggur yang menerima bantuan ini.

Menurut perkiraan, sekitar 828 juta orang di seluruh dunia menghadapi kelaparan pada tahun 2021. Selain itu, hampir 2,3 miliar orang mengalami kerawanan pangan sedang maupun parah, yang berarti mereka tidak memiliki akses ke makanan yang memadai. Dengan demikian, sejak pandemi dimulai, hampir 350 juta orang lebih telah menderita kelaparan.

  • Ketidaksetaraan Struktural Dalam Sistem Internasional

Dikenal sebagai ketimpangan struktural dalam sistem internasional, pendapatan, kekuasaan, dan sumber daya tidak setara di antara negara-negara di seluruh dunia. Beberapa penyebabnya termasuk sejarah kolonialisme, eksploitasi sumber daya, perdagangan yang tidak adil, dan keputusan politik yang menguntungkan negara tertentu sementara merusak negara lain.

Sistem internasional yang tidak adil ini dapat menyebabkan variasi yang signifikan dalam kemajuan ekonomi, kekayaan, dan standar hidup di seluruh dunia. Dibandingkan dengan negara yang lebih lemah, negara yang lebih kuat memiliki lebih banyak akses ke sumber daya dan peluang, lebih sering memengaruhi pilihan global, dan tidak terlalu dibatasi oleh kemiskinan dan ketidakadilan struktural.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Bank Dunia, dan organisasi non-pemerintah (LSM) hanyalah beberapa dari organisasi internasional yang bekerja untuk mengatasi ketidaksetaraan struktural ini dengan mendorong pembangunan berkelanjutan, menurunkan kemiskinan, memperluas akses ke layanan dasar seperti pendidikan, dan mendorong perdagangan yang adil dan keadilan global. Namun, untuk membuat perbedaan yang substansial, dibutuhkan kerja sama dan dedikasi internasional.

Dibandingkan dengan negara industri atau kategori ekonomi tinggi, negara berkembang atau kategori ekonomi rendah seringkali mengalami tingkat kemiskinan yang lebih tinggi. Sejarah kolonialisme, eksploitasi sumber daya, utang luar negeri, kesenjangan perdagangan, dan strategi politik yang mendukung negara-negara kaya berdampak pada ketimpangan struktural ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline