Lihat ke Halaman Asli

Labil: Mimpi dan Masa Depan

Diperbarui: 13 Juni 2024   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Teruntuk dirinya yang nyata ataupun fiksi belaka.

Angan-angan ku yang melayang tiap kali aku memikirkannya, siapa dia, dimana pun dia, seperti apa dia, yang nyata atau fiksi semata. Perasaan yang campur aduk akan ketakutan tidak bisa bertemu dengannya menjadi lamunan ku tiap saat kala memikirkannya.

Mencemaskan masa depan yang belum jelas akannya, menjadi beban pikiran yang selalu membuatku mematung kala aku mencoba melepaskan pikiran ini. Angan-angan yang begitu kosong meski aku menganggapnya indah. Tak dapat ku pergi dari pikiran seperti ini, ia mengunci dengan erat di dalam pikiran ku. Ya, memang indah kala aku memikirkannya, bagaimana aku di sana dan seperti apa aku di sana. 

Aku tak mampu menceritakannya panjang lebar karena aku benar-benar tak mampu merangkai kata-kata untuk menjelaskannya, walau ini hanya angan-angan dan kesenangan semata, tetap saja ini menjadi hal indah untuk saat ini bagi diriku. 

Hahahah, mimpi yang terlalu fiksi untuk dijadikan kenyataan, boleh jadi ini hanya akan menjadi angan-angan saja. Memang benar, ini mimpinya ketinggian heheh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline