Bayangkan kita sedang duduk di depan calon mertua. Tepat ketika calon mertua ngomong, kita dengan songong mencebik atau mencibir, lalu mengangkat satu kaki ke atas sofa. Bisa-bisa lamaran sontak ditolak.
Itu sebabnya bahasa tubuh amat vital dalam jalinan komunikasi. Termasuk ketika kita tengah wawancara, presentasi, dan negosiasi. Saking pentingnya bahasa tubuh, kita mesti tahu bagaimana "tubuh kita berbahasa" dan harus paham "apa arti bahasa tubuh orang lain".
Kalau tidak, kita akan keteteran. Kita hanya bisa memahami apa yang terucapkan, padahal sering kali banyak masalah, informasi, atau perasaan yang tidak terlontar lewat kata-kata.
Apa Itu Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh adalah serangkaian sinyal nonverbal yang dapat kita gunakan untuk menyampaikan perasaan, niat, dan minat, mencakup sikap tubuh, ekspresi wajah, dan gerakan tangan.
Selain bahasa tubuh yang kita tunjukkan kepada orang lain, kita mesti pintar pula membaca, memahami, dan menafsirkan bahasa tubuh orang. Itu bisa membantu kita memahami masalah atau perasaan tersembunyi, seperti melihat apa yang tidak tersirat atau membaca apa yang tidak tersurat.
Jika kita terus mengutarakan rencana yang akan dan ingin kita lakukan ketika lawan bicara sudah menguap berkali-kali, berkedip-kedip karena mengantuk dan bosan, matanya mengarah ke meja makan atau ke pintu keluar, atau menyilangkan tangan di depan dada, berarti apa yang kita sampaikan sesungguhnya berakhir sia-sia.
Itulah bahasa tubuh. Dan, itulah pentingnya memahami bahasa tubuh.
Bahasa Tubuh Dasar
Bahasa tubuh, merujuk pada pendapat terapis Emily Cook (2020), memainkan peran penting dalam cara kita berkomunikasi, baik saat berbagi informasi dengan orang maupun ketika menerima informasi dari orang.
Otak kita lebih peduli komunikasi nonverbal daripada komunikasi verbal. Ketika seseorang mengatakan 'aku mencintaimu' sambil menyeringai, berarti ada maksud tersembunyi di balik seringai orang itu alih-alih rasa cinta yang tulus.
Belum tentu juga semua orang yang tersenyum kepada kita menunjukkan tengah senang atau gembira. Ada orang yang tersenyum, padahal hatinya luka berdarah-darah. Ada orang yang tersenyum, padahal di dalam hati ia ingin menggigit pantat tetangga saking jengkel atau dongkolnya.
Sekali lagi, itu contoh belaka.