Lihat ke Halaman Asli

Khrisna Pabichara

TERVERIFIKASI

Penulis, Penyunting.

Inilah 5 Hal yang Paling Dibenci Pembaca Buku

Diperbarui: 13 Februari 2023   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RON CHARLES mencambuk penulis. Kritikus buku itu baru-baru ini, Rabu (8/2), melansir temuan mengejutkan di Washington Post. Ia membabar hal-hal yang paling mengganggu kaum pembaca.

Pembaca, menurut Charles, sudah lama memeram dendam. Mereka seperti sudah bertahun-tahun merawat benci di dasar hati. Rasa benci itu mendadak jadi bom waktu. Hanya butuh seorang pemicu, bom waktu itu menggelegar.

Setelah curhat-curhatan dengan anggota klub pencinta buku, Charles lantas membeberkan apa-apa saja yang paling dibenci oleh khalayak pembaca dalam sebuah buku. Ternyata, rupa-rupa jenisnya.  

 PERTAMA, kisah dari mimpi. Ya, kisahan yang dibangun dari peristiwa mimpi merupakan momok mengerikan bagi pembaca. Michael Raem, responden Charles, menyatakan bahwa ia benar-benar membenci rangkaian mimpi.

Mimpi. Itulah gangguan utama yang merusak kenyamanan pembaca. Tidak semua penulis berhasil membangun kisahan dari sebuah mimpi. Kebanyakan, gagal. Charles Dickens bisa jadi pengecualian. Ia sukses lewat A Christmas Carol.

Jennifer Gaffney, responden lain, malahan menuding pengarang yang menjadikan mimpi sebagai senjata imajinasi adalah pengarang yang malas. "Contoh penulisan yang malas," tuturnya.

KEDUA, anakronisme sejarah dan fakta yang keliru. Dua perkara itu disebut pula oleh Charles sebagai pengusik utama kenikmatan membaca. Pembaca menganggap anakronisme sejarah sebagai tindakan ceroboh karena pengarang menyangka pembaca buta sejarah.

Ambil contoh sederhana: Sangkuriang menyalakan televisi. Bahkan andaikata karangan tentang Sangkuriang dimodifikasi sedemikian rupa, tetap saja pembaca meyakini bahwa televisi belum ada pada zaman Sangkuriang.

Fakta yang tidak akurat juga mengusik kenikmatan membaca. Ambil contoh menyebut gladiator sebagai petarung pada era Yunani Kuno. Mata pembaca bakalan berkedut-kedut apabila menemukan sajian fakta sedemikian.

KETIGA, salah tik. Perkara kesalahan menekan tompol papantik sehingga menyebabkan salah ejaan juga dibenci oleh pembaca fiksi. Bahkan, kekeliruan yang tidak disengaja pun enggan ditoleransi oleh pembaca.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline