Lihat ke Halaman Asli

Khrisna Pabichara

TERVERIFIKASI

Penulis, Penyunting.

Menyeru Waktu dari Bibir Sendu

Diperbarui: 19 Mei 2021   18:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cahaya di sela rimbun daun (Foto: depositphotos.com)

Subuh, sudahkah kaubangunkan Harapan yang lelap di kamar Putus Asa? Katakan kepadanya. Aku ingin mengajaknya berguru pada semangat matahari yang tak letih memulai hari.

Siang, susahkah kauingatkan Sunyi yang termangu di beranda Takberdaya? Bisikkan ke kupingnya. Aku ingin mengajaknya berguru pada tabah awan yang tak lelah dipermainkan angin.

Petang, sudilah kaukirim Terang ke keluk ingatannya yang berkeriut di tenang Senja. Sertakan padanya: kegembiraan menanti beduk magrib bagi perantau yang galau dibekuk rindu.

Malam, sukalah kaubawakan Senang pada kenangannya yang tercengang di pelukan Nasib Buruk. Ikutkan pula: Cemas yang menyelinap ke palung mimpiku dan ingin pulang ke hatinya yang paling.

Dinihari, sucikah bibit Nestapa yang kauhadiahkan bagiku di bibir beranda? Akan kusemai bibit itu di dada rapuhku. Biar tumbuh tabah, biar subur sabar.

Waktu, sulaplah aku menjadi embun yang sekarat di tepi daun, lalu jatuh ke tanah sebagai basah bagi rekah.

Dukuh Rindu, 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline