Lihat ke Halaman Asli

Khrisna Pabichara

TERVERIFIKASI

Penulis, Penyunting.

Nora, Detikcom, dan Berita dari Ranah Privat

Diperbarui: 11 Februari 2021   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jurnalis bukan sekadar menulis berita, melainkan sekaligus membangun kecerdasan bangsa (Ilustrasi: pattae.com)

SETELAH mengumbar ranah privat warga, setelah kehidupan seks seseorang diberitakan, setelah berita disebar tanpa klarifikasi dan verifikasi kepada pihak yang diberitakan, akhirnya pemimpin redaksi detikcom meminta maaf. Sebagai portal berita yang cukup masyhur, detikcom mendapat pelajaran berharga.

Kejadiannya seperti ini. Mula-mula Nora Alexandra, istri Jerinx, mengunggah interaksinya dengan pengikut di Instagram Stories. Unggahan itu terbidik oleh jurnalis detikcom. Kemudian, unggahan itu diracik dan diangkat menjadi konten berita. Judulnya nyentrik: Kehidupan Seks Nora Alexandra dipertanyakan Usai Jerinx Dipenjara.

Setelah berita tayang di detikcom, terjadilah interaksi antara pewarta dengan Nora lewat pesan langsung Instagram. Nora, selaku subjek berita, merasa tidak nyaman karena kehidupan pribadi yang sangat privat diangkat menjadi berita. Alih-alih menyadari kesalahan dan meminta maaf, jurnalis malah mempertanyakan apa kesalahannya.

Nora makin taknyaman. Ia dengan rendah hati meminta maaf apabila dianggap salah karena mempertanyakan kenapa kehidupan seksnya diberitakan. Warganet sontak gempar. Rata-rata merasa aneh atas sikap wartawan dalam menanggapi keluhan Nora. Selain itu, netizen juga mempersoalkan ketakjelian redaktur detikcom.

Tidak lama kemudian, redaktur detikcom mengajukan permintaan maaf kepada Nora. Redaktur juga menyatakan akan menghargai batas dan hak pribadi Nora dengan menghapus berita itu. Selanjutnya, redaktur berjanji akan menghargai ranah privat yang seharusnya tidak menjadi konsumsi publik.

Alangkah!

***

SINGKATNYA BEGINI: (1) intip bahan berita di Instagram Series, (2) racik dan olah hal pribadi menjadi berita, (3) berita tayang di portal dengan jutaan pembaca, (4) subjek berita merasa taknyaman, (5) jurnalis menyangkal takada kesalahan dalam pemberitaan, (6) netizen bereaksi, dan (7) redaktur meminta maaf.

Timbullah syak wasangka. Apakah berita akan tetap dicabut seandainya netizen tidak mempersoalkannya? Itu pertama. Apakah tim redaksi akan tetap meminta maaf seandainya kasus tidak merebak dan telanjur dikonsumsi khalayak? Itu yang kedua. 

Namun, bukan itu saja. Ada beberapa hal yang janggal dari penayangan berita tentang Nora. Pertama, pewarta mengambil konten berita dari Instagram Series. Tentu saja ada cacat proses dalam mengumpulkan berita, karena dilakukan secara diam-diam.

Kedua, berita tayang tanpa klarifikasi dan verifikasi kepada subjek berita. Ini juga janggal, sebab isi berita menyangkut hal pribadi seseorang. Ketiga, jurnalis menjawab komplain subjek berita secara tidak etis. Seharusnya meminta maaf, malahan berlagak sengak dengan menanyakan "salahnya di mana?".

Keempat, inisiatif meminta maaf muncul setelah detikcom mendapat serbuan netizen. Hal ini menunjukkan ketidakgesitan detikcom dalam menanggapi dan menangani masalah. Kelima, isi berita yang sebenarnya taklayak tayang. Kalau mau jujur, kesalahan tidak hanya ada pada jurnalis, tetapi juga pada redaktur yang meloloskan berita sehingga naik tayang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline