Lihat ke Halaman Asli

Khrisna Pabichara

TERVERIFIKASI

Penulis, Penyunting.

Abu-Pigai Rukun, Gerindra Dapat Sayonara

Diperbarui: 9 Februari 2021   18:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Temu akrab Permadi Arya dan Natalius Pigai, serta juru damai (Foto: Twitter/@Don_dasco)

Abu Janda (Permadi Arya) sudah bertemu dengan Natalius Pigai. Mereka berdamai. Bagi Pigai, masalah selesai. Bagi Permadi, masalah kelar. Bagaimana dengan fasilitator yang mempertemukan Abu dan Pigai? Belum tentu. Pihak yang mempertemukan Abu dan Pigai kemungkinan akan mendapat dampak politis karena menginisiasi pertemuan itu.

Adalah Sufmi Dasco Ahmad yang mempertemukan dua pihak yang beberapa hari lalu sempat bikin riuh media sosial. Pertemuan itu digelar kemarin, Senin (8/2/2021), di Hotel Fairmont Jakarta. Tidak cukup memfasilitasi, Ketua Harian Partai Gerindra itu juga memajang foto pertemuan di akun twitter-nya.

Tentulah satu hal yang manusiawi apabila ada pihak yang berinisiatif menjembatani dua pihak yang tengah bertikai. Hawa panas yang sempat--boleh jadi masih--membuat gerah warganet mesti dinetralisasi. Mungkin itulah alasan mengapa Sufmi mempertemukan Abu dan Pigai.

Manusiawi juga apabila Abu ingin bertemu dengan Pigai, begitu pula Pigai yang tidak menolak bertemu dengan Abu. Lebih manusiawi lagi karena mereka sudah menunjukkan "kami berdamai" atau "sekarang kami rukun". Ekspresi semringah terpancar dari muka tiga orang tersebut.

Terlepas dari ketakpuasan warganet yang menyayangkan kasus Abu-Pigai selesai dengan duduk bareng dan bersalaman, banyak pihak yang mengalihkan rasa kesal kepada Sufmi. Pengalihan itu berhubungan dengan kemunculan sang pendamai yang terkesan ujuk-ujuk.

Kesan itu mencuat ke permukaan karena Sufmi sebelumnya jarang terdengar meningkahi atau memedulikan kasus Abu-Pigai. Itulah yang menimbulkan tanda tanya di benak warganet. Bukan soal rasa ingin tahu (baca: kepo) atau tidak, melainkan karena penasaran.

Jika si bungsu di si tengah berseteru, si sulung menengahi. Apa urusan si sulung? Dia tidak ingin dua adiknya terus berselisih, karena hal itu dapat mengguncang kerukunan dan kenyamanan keluarga. Alasannya jelas, posisinya jelas, tujuannya jelas.

Bagaimana dengan Sufmi? Saat ini beliau tengah mengemban amanat selaku Ketua Harian DPP Gerindra. Suka tidak suka, semua yang beliau katakan atau lakukan akan dikait-pautkan dengan Partai Gerindra. Itu risiko politisnya.

Dalam cuitan yang menyertai foto perdamaian Abu dan Pigai, Sufmi menyatakan sesuatu yang tendensius. Perkuat diri membangun negeri, bersama Natalius Pigai dan Abu Janda. Ajakan untuk memperkuat diri agar dapat membangun bangsa tercinta jelas sangatlah mulia. Itu penting.

Bidik layar cuitan Sufmi Dasco Ahmad (Sumber: Twitter/@Don_dasco)

Masalahnya, induk kalimat itu diikuti oleh anak kalimat "bersama Natalius Pigai dan Abu Janda". Apa masalahnya? Ini terkait dengan dampak politis bagi Sufmi selaku politikus dan Gerindra yang menjadi wadah berpolitik Sufmi. Kok, bisa begitu? Tentu saja bisa.

Sebagaimana kita ketahui bersama, Gerindra mendapat sokongan luar biasa saat pilpres lalu. Sokongan itu datang dari pihak-pihak yang tidak cocok dengan Jokowi atau PDI Perjuangan. Nah, tatkala kasus Abu-Pigai ditengahi sedangkan Ustaz Maheer tidak, timbul banyak syak-wasangka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline