Lihat ke Halaman Asli

Khrisna Pabichara

TERVERIFIKASI

Penulis, Penyunting.

Messi, Mahal Dibeli Sukar Dicari

Diperbarui: 9 Februari 2021   14:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya khas Messi ketika merayakan gol (Foto: AFP/ Lluis Gene)

USIA Messi memang sudah tidak muda, tetapi ia tetaplah Messi. Lihat saja aksinya pada laga teranyar yang ia lakoni. Kemarin, Senin (8/2/2021) dinihari, Barcelona bertandang ke kandang Real Betis. Bapak pertama kelas, Barca tertinggal 0-1 dari tuan rumah.

Koeman, pelatih Barca, memasukkan Messi pada menit ke-47. Hanya butuh dua menit bagi si Kutu untuk mencetak gol penyeimbang. Skor pun menjadi 1-1. Tidak bisa dimungkiri, kehadiran Messi bagi Barca masih sangat krusial. Meskipun tidak selalu berhasil, Messi punya sihir yang teramat sangat dibutuhkan oleh Barca saat ini.

Jika kita mundur sejenak pada awal musim ini, penyerang yang sudah merengkuh 6 (enam) gelar pemain terbaik dunia itu sempat ingin hengkang dari Barcelona. Pelbagai alasan melatari hasratnya, tetapi ia ditahan dengan segala cara oleh pengelola Barcelona.

Banyak pihak mengira Messi akan ogah-ogahan atau bermain sekehendak hati, tetapi waktu membuktikan bahwa Messi tetaplah Messi. Keran golnya sempat tersumbat pada beberapa laga awal, sesudah itu mengalir dengan lancar. Bahkan sekarang hanya terpaut satu gol dari Luis Suarez yang memuncaki klasemen topskor sementara.

Messi bagi Barcelona persis kata pepatah, mahal dibeli susah dicari. Ia paket komplet yang amat dibutuhkan di ruang ganti. Anak-anak muda seperti Frank de Jong, Pedri, atau Ansu Pati butuh sosok Messi sebagai sahabat sekaligus mentor. Messi juga masih dibutuhkan di atas lapangan. Gol demi gol yang lahir darinya berhasil menyumbang angka dan mengatrol posisi Barca.

Maka tidaklah tepat apabila Barcelona melepas Messi pada akhir musim ini. Biarkan Messi tetap di Barca, terus bermain hingga ia memutuskan gantung sepatu, biarkan ia menjadi legenda hidup yang menoreh banyak sejarah, dan--ini yang utama--menyuguhkan keindahan sepakbola.

Memang postur Messi tidak setegap Ibrahimovic, tidak juga sekokoh Ronaldo, tetapi tenaganya masih gres, gocekannya masih moncer, dan tusukannya masih tokcer. Dalam rentang tiga tahun mendatang, sepertinya ia masih bisa terjun dalam laga-laga krusial yang menguras tenaga.

Menjual Messi pada akhir musim ini demi alasan apa pun akan merugikan Barcelona. Bukan apa-apa, kita bisa melihat pengalaman mencari pengganti Xavi, Iniesta, dan Neymar. Belanja pemain jor-joran, hasilnya tidak memenuhi harapan. Alih-alih gacor, malah buang-buang cuan sehingga sekarang Barca menimbun banyak utang.

Dalam urusan nonteknis pun, jersi Messi paling laku dibanding pemain lain. Jelas itu perlu untuk mengisi pundi-pundi. Belum lagi ancaman kehilangan sponsor apabila Messi pindah ke klub lain. Pendek kata, siapa pun nanti yang terpilih menjadi presiden mesti mempertahankan Messi. Itu saja.

Messi, pemain pria terbaik dekade 2011--2020 (Sumber: iffhs.de)

Bulan lalu, International Federation of Football History and Statistics (IFFHS) mengeluarkan daftar pemain pria terbaik dekade 2011--2020. Lionel Messi berada dalam urutan teratas. Setumpuk gelar menjadi acuan poin dan peringkat.

Messi punya bekal empat gelar pemain terbaik dunia (versi FIFA dan Ballon d'Or) pada 2011, 2012, 2015, dan 2019. Ia juga meraih posisi kedua pada 2013, 2014, 2016, dan 2017. Dengan demikian, Messi menerima 4 gelar pemain terbaik dan 4 kali posisi kedua sepanjang 2011--2020.

Selain itu, anggota Federasi Statistik dan Sejarah Sepakbola Internasional (IFFHS) dari 150 negara juga mempertimbangkan 6 gelar LaLiga, 5 Copa del Rey, 4 Piala Supercopa Spanyol, 2 juara Liga Champions Eropa, 2 Piala Super Eropa, dan 2 Piala Dunia Antarklub FIFA.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline