Lihat ke Halaman Asli

Khrisna Pabichara

TERVERIFIKASI

Penulis, Penyunting.

Hati Tidak Pernah Salah Sekalipun Jatuh Berkali-kali

Diperbarui: 18 Januari 2021   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbahagialah saat kamu terbangun (Ilustrasi: indiatimes.com)

08.00 WIB

Pada tahun kelima setelah kami yakin bahwa kami sama-sama jatuh cinta, Diari, aku merasa bahwa aku belum sanggup memenuhi janji untuk membahagiakan hatinya. Aku sedih, Diari. Sedih sekali. Jangan-jangan aku telah menyeretnya ke lubang nelangsa alih-alih mengantarnya ke bilik bahagia.

Sebenarnya, Diari, aku punya cinta yang menggerakkan dan menggugah untuknya. Bahkan, mengubah. Aku tidak yakin bahwa cintaku akan terus menjauhkan dia dari perasaan tidak bahagia, mengeluarkan hatinya dari ruang derita, dan mengubah air mata merana di matanya menjadi air mata kebahagiaan.

Akan tetapi, Diari, maaf. Aku takut malah dia tidak bahagia karena aku. Aku takut di terkungkung di sel derita karena aku. Aku takut air yang mengalir dari matanya adalah gejala kemeranaan gara-gara aku.

Sungguh, Diari, aku tidak ingin membuat batinnya semenderita itu.

Contoh sederhana saja, Diari. Aku paling tidak suka pada penghakiman "cowok selalu salah, cewek selalu benar". Aku berusaha keras mengabaikan kalimat itu. Namun, kadang-kadang aku malah menjatuhkan seluruh kesalahan kepadanya dan menjauhkan kesalahan dari diriku. Aku juga sukar benar meminta maaf sampai dia yang harus mencairkan batu es kemarahan di antara kami.

Sebenarnya, Diari, ada kalimat yang sedikit lebih tepat. Cowok suka keras kepala kalau merasa benar, cewek sering kepala batu meskipun tahu dirinya salah. Nah, aku ada pada kalimat sebelum tanda koma. Kau, Diari, tentu bisa membedakan dengan baik antara "keras kepala" dengan "kepala batu".

Meski begitu, Diari, aku akan terus belajar membahagiakan hatinya. Aku akan mati-matian mencari dan menemukan cara untuk membahagiakan hatinya. Sesukar apa pun, sepelik apa pun. Aku harus mampu, sebab itulah jalan bagiku untuk membahagiakan hatinya.

Bagiku, membahagiakan hatinya adalah cara terbaik untuk membahagiakan diriku sendiri. Kenapa? Hatiku baru merasa bahagia jikalau ia bahagia. Maka dari itu, mau tidak mau aku harus mau dan mampu membahagiakan hatinya.

Bangunlah esok pagi dengan hati digelimuni rasa bahagia (Ilustrasi: livescience.com)

13.15 WIB

Aku biarkan hatiku jatuh berkali-kali di hati yang ia inginkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline