Lihat ke Halaman Asli

Khrisna Pabichara

TERVERIFIKASI

Penulis, Penyunting.

Lukaku dan Kisah Pencetak Gol Bunuh Diri Lainnya

Diperbarui: 22 Agustus 2020   13:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Romelu Lukaku tertunduk dan terluka setelah mencetak gol ke gawang Inter Milan (Foto: Kompas.com-AFP/Lars Baron)

Dini hari tadi Lukaku terluka. Final yang lama ditunggu-tunggu oleh Inter Milan justru menjadi petaka bagi Lukaku. Pada partai melawan Sevilla yang berujung kekalahan 2-3, Lukaku mencetak gol pembuka tawa pada babak pertama dan mencetak gol pembawa luka pada babak kedua.

Nasib Lukaku bersama Inter Milan di Piala Eropa tidak berakhir manis. Pada semifinal ia mencicip manis tawa sebagai pahlawan, pada final ia mencucup pahit air mata sebagai pecundang. Naga-naganya, namanya akan selalu dikenang oleh Interisti sebagai pengganjal kedatangan piala dan gelar juara.

Takdir berbeda dialami oleh Diego Carlos. Bek Sevilla itu menyuguhkan mimpi buruk bagi klubnya. Gol pertama bagi Inter Milan yang dicetak oleh Lukaku dari titik penalti adalah hadiah atas kesalahan Carlos menjegal Lukaku. Namun, Carlos sedang dalam pelukan Dewi Fortuna. Kolaborasinya dengan Lukaku mengantar Sevilla ke podium juara.

Final yang fatal bagi Lukaku. Ia seorang penyerang, tetapi merobek jala gawang sendiri. Kalau yang mencetak gol bunuh diri adalah seorang bek, tentu lazim adanya. Sebab, bek tergolong baris terakhir pertahanan yang bisa kapan waktu bernasib nahas mengoyak gawang sendiri. Lukaku bukan bek. Ia striker yang haus gol.

Sekalipun begitu, Lukaku tidak perlu terlalu lama terpuruk dalam sakit hati berlarut-larut, kecewa berlebihan, dan rasa bersalah berkepanjangan. Ia tidak sendirian. Banyak pemain lain di seluruh penjuru bumi yang pernah mencetak gol ke gawang sendiri. Bahkan ada juga kisah striker masyhur, pencetak gol ternama, dan penyerang dengan gelimang rekor luar biasa.

Cristiano Ronaldo orangnya. Hampir semua penggila sepak bola mengenal nama pemegang rekor pencetak gol terbanyak di Liga Champions. Bahkan, golnya di Liga Champions masih susah didekati atau disalip oleh striker lain, termasuk oleh Lionel Messi--Si Kutu dari Barcelona.

Hanya saja, ada satu kisah gol Ronaldo yang bakal sulit diikuti oleh Messi. Gol sundulan ke gawang sendiri saat masih berseragam Los Blancos alias Real Madrid. Minggu, 3 Februari 2013. Bermula dari sepakan pojok untuk Granada, Ronaldo melompat untuk menghalau bola. Nasib buruk tiba. Sundulan Ronaldo mengantar bola ke dalam gawang Real Madrid.

Kala itu laga masiih berlangsung 22 menit. Ronaldo berusaha menebus kesalahan pada sepanjang pertandingan, tetapi kop ke gawang sendiri menjadi satu-satunya gol pada dini hari itu. Itulah debut gol bunuh diri Ronaldo. Satu-satunya gol pada laga itu. Satu-satunya gol yang mengantarkan Real Madrid pada kekalahan.

Apakah Ronaldo terpuruk? Tidak. Ia memang sempat kecewa, tetapi tidak berlangsung lama. Kecewa bukan makanan yang dapat menyuguhkan asupan gizi bagi batin. Hasilnya luar biasa. Ronaldo malah mengangkat Ballon d'Or 2013 di Santiago Bernabeu, 24 Januari 2014, justru saat melawan Granada. 

Cristiano Ronaldo mengangkat Ballon d'Or 2013 di Stadion Santiago Bernabeu, 24 Januari 2014, pada partai melawan Granada (Foto: Reuters/Juan Medina)

Jadi, Lukaku tidak perlu membenamkan diri pada kolam putus asa. Ia masih muda. Perjalanannya masih lama dan panjang. Di dunia sepak bola yang keras dan sering kali kasar, tidak sedikit nama melegenda yang pernah melakukan kesalahan serupa.

Pada Agustus 2016 lalu, dunia sepak bola sempat geger karena nasib nahas yang dialami Shane Duffy. Bek muda Blackburn asal Irlandia itu mencetak dua gol bunuh diri hanya dalam rentang 6 (enam) menit. Gol pertama akibat kesalahannya mengantisipasi laju bola, gol kedua dipicu oleh rasa frustrasinya atas tekanan lawan. Akhirnya Duffy menjadi penyebab kekalahan Blackburn dari Cardiff dengan skor 1-2.

Urusan gol bunuh diri bukan ranah bek atau striker saja. Kiper juga sering melakukan kesalahan yang sama. Satu nama yang patut kita ingat adalah Zubizaretta. Kiper tenar yang mengawal gawang Spanyol pada Piala Dunia 1998 itu berniat menahan dan menangkap bola. Apa daya, bola berbelok dan masuk ke gawang. Spanyol pun kalah 2-3 melawan Nigeria, sebuah kekalahan yang selalu dikaitkan dengan blunder Zubizaretta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline