Jangan mengira karut-marut politik hanya menyajikan silang sengketa yang menegangkan. Tidak begitu. Dunia politik kita sebenarnya ibarat panggung sandiwara yang sarat drama dan tawa.
Tidak percaya? Lihatlah polah salah satu politikus yang kerap menggelitik kesadaran kita. Namanya Arief Poyuono. Sejatinya, beliau adalah komika yang mahir memicu tawa. Bukan karena pongah tingkahnya, melainkan karena tutur katanya.
Kelucuan Mas Poyu sungguh natural. Gurauannya lucu alami. Komentarnya konyol tak tepermanai. Ada saja ujaran atau komentar beliau yang memacu kekeh kita. Pendek kata, beliau komedian dengan stok guyon tanpa batas.
Ajaibnya, tidak sedikit orang yang terlalu serius menanggapi komentar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu. Ada yang meradang, ada yang menggerutu. Tidak hanya lawan yang tersulut, kawan sendiri pun terbakar. Bukan apa-apa, Mas Poyu memang tidak pandang bulu dalam melucu.
Mari kita sisir beberapa materi lawak Mas Poyu.
Serangga Undur-Undur
Istilah ini sebenarnya adalah serangan mematikan bagi kubu koalisi Mas Poyu sendiri. Naga-naganya istilah ini merupakan balasan atas ledekan Andi Arief, politikus Partai Demokrat, yang menamai Pak Prabowo sebagai "Jenderal Kardus".
Sebagai pengurus teras Partai Gerindra, Mas Poyu tidak sudi Ketua Umum partainya direndahkan sedemikian rupa. Dengan santai ia melakukan serangan balik. Pak SBY, negarawan yang dua kali dipilih langsung oleh rakyat menjadi Presiden RI, ia sebut bersikap bagaikan "serangga undur-undur".
Serangan terhadap mantan Presiden RI tersebut kontan memantik kontroversi. Namun, Mas Poyu gigih dalam berpendirian. Raut mukanya seolah tanpa ekspresi rasa bersalah. Malahan ia bubuhi komentarnya dengan menyebut Partai Demokrat tidak punya kontribusi apa-apa terhadap suara Prabowo-Sandi.
Koalisi Adil Makmur Sebuah Hotel