Lihat ke Halaman Asli

Khrisna Pabichara

TERVERIFIKASI

Penulis, Penyunting.

Kita, Cinta, dan Kata Depan

Diperbarui: 11 Oktober 2018   19:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: istock photo

Mangga yang rindang itu kini pindah ke dalam bilik ingatan Remba, rimbun sebagai kenangan.

Tepat di belakang pondokan Remba, di ujung barat, pernah ada sebatang mangga. Ketika ulat-ulat yang menjengkelkan belum menyerang seisi pondok, ketika semut rangrang yang menyebalkan belum merambah kamar-kamar di pondok, mangga itu rimbun dan subur. Sekarang mangga itu ditebang. Pemilik pondok lebih mendengarkan penghuni pondok yang manja dan penggeli. Melihat ulat, takut. Melihat semut, gelisah. 

Ia pernah mengajak Tami duduk bersandar di batang mangga itu. Bunga-bunga di pojok timur sedang bermekaran. Di bagian tengah, rumput hijau memanjang dari pondok hingga pagar pembatas. Tami senang sekali duduk berangin-angin di bawah rindang mangga. Di situ, katanya, ia tidak perlu memberati pikirannya dengan beban kuliah dan ocehan orangtua.

Sore ini, Remba mengajak Tami duduk-duduk di tempat dulu pohon mangga itu berdiri kukuh. Berharap pujaan hatinya itu terhibur dan melupakan duka laranya. Berharap tambatan harapannya itu tersenyum dan ceria seperti sediakala.

Sayang, hati Tami sedang digelimuni nestapa. Ia diminta oleh ayah dan ibunya agar menjauhi Remba. Permintaan yang sulit ia penuhi. Menjauhi Remba berarti menyakiti diri sendiri. Dan, ia tidak mau seperti itu. Tidak ada satu kata pun meluncur dari bibirnya, apalagi satu kalimat. Hanya desau angin dan decit jendela yang sesekali menyapa telinga.

"Tulislah sesuatu di sini," kata Remba memecah sunyi sembari menyodorkan sebuah buku.

Tami mendongak, menatap Remba seakan tidak mengerti, dan menggeleng.

"Tulis apa saja yang kamu inginkan," bujuk Remba.

"Aku tidak ingin menulis apa pun!"

Remba mendesah. "Kepalamu harus berhenti memikirkan duka."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline