Lihat ke Halaman Asli

Khrisna Pabichara

TERVERIFIKASI

Penulis, Penyunting.

Tiga Prosa Lirih tentang Kenangan, Sepak Bola, dan yang Berakhir

Diperbarui: 3 Juli 2018   10:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kohajone.com

(Brasil baru saja menang ketika prosa lirih ini mulai kutulis. Tiba-tiba aku rindu sepi setelah dua jam teriakan pemuja sepak bola memenuhi telinga. Aku rindu sepi yang mahir mengantarmu ke dalam ingatanku.

Tetapi jalan belum lengang dan televisi belum lengah. Sepi disembunyikan entah. Kamu dinyanyikan sunyi dalam rapuh rinduku. Aku tahu kamu marah, tetapi aku gagal tahu bagaimana menghentikan kemarahanmu.)

Tentang Kepalaku yang Sibuk Menata Kenangan 

Sudah siang kala kudapati kepalaku sibuk menata ingatan tentangmu. Kenangan atas harapan masa depan ia tumpukkan di pojok kanan. Mungkin ia mengira harapan-harapan itu akan dibuahi kenyataan. 

Kepalaku menumpukkan kenangan tentang pelukan penuh air mata di pojok kiri. Barangkali ia berharap jejak-jejak air mata tak dihapus oleh bisu waktu.

Mengapa kepalaku membiarkan bagian tengah tak diisi kenangan apa pun? Ruang itu tidak kosong. Bagian itu kusiapkam untuk ditempati rasa hampa atas kepergianmu. 

Maka, hapuslah aku dari ingatanmu. Tetapi jangan pinta aku melupakanmu, sebab kamu surga bagi ingatanku.

***

Dokumentasi Pribadi

Tentang Hidupku dan Pemain Sepak Bola 

Hidupku persis pemain sepak bola. Bakat tak cukup memadai untuk menggapai mimpi. Aku harus berlatih keras sepenuh hati. Itu pun bukan garansi keberhasilan. Aku masih butuh campur tangan nasib baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline