Lihat ke Halaman Asli

Khrisna Pabichara

TERVERIFIKASI

Penulis, Penyunting.

Maafkan Aku, Daeng Marannu

Diperbarui: 15 Juni 2018   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

--kepada Amaliana Widya Utami  

Ada Gudang Kenangan dalam otak kita. Gudang itu punya dua ruang lapang. Namanya Ruang Lupa dan Ruang Salah.

Isi keduanya sama. Rongsokan Kenangan. Pada Ruang Lupa kita taruh Kenangan Pahit. Pada Ruang Salah kita simpan Kenangan Manis.

Rongsokan ingatan tentang mantan kita onggokkan di Ruang Lupa. Mantan, sebaik apa pun kenangan yang ia tinggalkan, harus kita lupakan.

Rongsokan ingatan tentang kita tertata rapi di Ruang Salah. Yang berlalu, semanis apa pun peristiwanya, mustahil kita tarik ke masa sekarang.

Kita sering keliru menyimpan kenangan. Manusiawi, kok. Tuhan menciptakan Adam dan Hawa lengkap dengan lupa dan salah. Dua hal itu dihubungkan lewat jembatan Tidak Sabar.

Tak ayal, tindak dan tutur kita kerap menakik luka di dada. Luka sering pula menolak kita simpan di Gudang Kenangan. Ia lebih nyaman mendekam di kepala. Begitu katanya.

Akibat sering keliru itulah maka aku datang hari ini kepadamu. Nyuhunkeun dihapunteun, kata orang Sunda. Pammopporanga, kata orang Makassar.

Atas semua kata yang menyakiti, atas segala laku yang melukai: Mohon maaf lahir dan batin.

Kita Lebaran, Daeng Marannu. Dada yang menyempit karena disesaki rasa sakit, mari kita lebarkan. Luka yang masih tersisa mari kita leburkan ke dalam cinta.

Lupa dan Salah pasti akan selalu lahir dan hadir. Jangan khawatir, kita punya cinta.

Kota Hujan, 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline