Lihat ke Halaman Asli

Khrisna Pabichara

TERVERIFIKASI

Penulis, Penyunting.

Kepada yang [Sering] Menyalah-nyalahkan Mantan

Diperbarui: 22 Mei 2018   01:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Festival Sastra Banggai

(Kutulis surat terbuka ini ketika Ramadan sedang syahdu, hujan lupa cara reda, televisi mengocehkan negara yang sedang limpung, dan kamu tampak seperti Milea menahan beban rindu.)

Aku kehilangan senyummu. Belakangan ini kamu jarang tertawa. Aku tahu beban yang kaupikul sangat berat, sampai-sampai sebagian bobotnya kautimpakan pada mantan. Sungguh, aku heran melihat kamu tidak segigih dulu menyimpan dan memeram keluh. 

Kamu pasti tahu bahwa kehilangan selalu tidak menyenangkan.

Ayolah. Yang tegak, yang teguh. Jangan sedikit-sedikit menyalahkan masa lalu. Jangan apa-apa menyalah-nyalahkan mantan. Jangan lemah, jangan cemen. Dulu kamu tidak selemah dan secemen ini. Dulu kamu tersenyum meski beban yang kautanggung sudah menggerus ketangguhanmu.

Kamu pasti tahu bahwa ketangguhan menghadapi masalah akan mematangkan batinmu.

Begini saja. Yang lalu biarlah ingatan kita menjadikannya kenangan. Bukan batu dacing pengimbang. Apa-apa dibanding-bandingkan: dulu sebegitu, sekarang sebegini. Mau dikata minta diaku. Menjelek-jelekkan masa lalu berarti mencemooh diri sendiri, sebab kamu bagian dari masa lalu itu.

Kamu pasti tahu bahwa dicemooh itu menyakitkan, sehalus atau selembut apa pun penyampaiannya.

Jangan baperan. Sedikit-sedikit tersinggung, sedikit-sedikit marah. Tak apa sensitif. Itu bagus kok. Asal tidak berlebihan, asal tahu batasan. Kita butuh kepekaan tanpa harus lupa porsi. Kita butuh kekuatan tanpa harus menepuk dada. Apalagi menimpakan yang buruk-buruk pada yang sudah berlalu.

Kamu pasti tahu bahwa dijelek-jelekkan dan disalah-salahkan itu amat menyebalkan.

Setelah hari ini akan ada hari esok. Seluruh dunia dan isinya niscaya sementara. Tidak abadi, tidak selamanya. Semua yang kita punya sekarang besok-besok akan kita sebut "pernah". Segala yang kita miliki hari ini kelak akan kita sebut "dulu".

(Surat terbuka ini sebenarnya belum rampung, tetapi kututup dulu. Barcelona sedang merayakan kepergian Iniesta. Juventus sedang merasakan kehilangan Buffon. Atletico Madrid tengah merelakan kepedihan Torres. Kehilangan tidak harus ditangisi, kan?)

Kandangrindu, 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline