Lihat ke Halaman Asli

Dampak Covid-19 terhadap Pendidikan Anak

Diperbarui: 20 September 2022   19:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dampak covid-19 terhadap pendidikan anak
Pada tanggal 2 maret 2020 didunia digegerkan oleh wabah virus corona, tak terkecuali indonesia. Pemerintah indonesia telah memutuskan rantai penularan covid-19. Kebijakan utama adalah memprioritaskan keselamatan dan kesehatan rakyat.belajar,bekerja, beribadah pun dari rumah. UNESCO menyebut bahwa pandemi covid mengancam pe sebanyak 577.305.660 pelajar dan pendidikan dasar menenggah atas, 86.034.287 pelajar dan pendidikan tinggi di belajar disampaikan melalui aplikasi zoom,classroom,atau yang lainnya.menyikapi kondisi seperti itu, pihak sekolah sayangnya memberikan kebijaksanaan, misal dengan memberikan tugas dalam bentuk kertas kerja atau tengat waktun yang sanggat singkat.
Selain itu dampak lain yang dirasakan oleh peserta didik dari rumah adalah beban pelajar terlalu banyak. Pada saat yang sama peserta didik dituntut untuk dapat mencermati dan mempelajari materi yang diberikan oleh guru secara mandiri dengan cepat. Kalaupun diberikan ruang bertanya kepada guru melalui aplikasi peserta didik gampang bosan.
Karna itu, belajar dirumah, orang tua dituntut untuk mendampingi putra-putrinya untuk belajar. Terutama jika meraka masih SD, karena di usia mereka yang masih sd masih mempunyai sifat yang unik,egosentris,energik,aktif,dan manja. Disinilah orang tua dapat mengetahui karakter putra-putrinya sehingga mendampingi proses pembelajaran dirumah berlangsung dengan menyenangkan dan baik baik saja.
Pembelajaran dirumah membuat orang tua stresss dalam mendampingi anak-anaknya apabilah kurang memahami karakter anak. Orang tua merasa bahwa anak maunya main saja, susah diatur, dan males belajar. Selain menghadapi perilaku anak dalam mendampingi belajar dirumah/daring, orang tua juga harus bisa menjelaskan materi yang diberikan oleh guru kepada muridnya jika anaknya kurang paham. Tapi kalo orang tua mendampingi anaknya belajar secara daring mungkinhal anak jadi malas belajar lalu minta surah menjawab pertanyaan kepada orang tuanya, kalo seperti itu anak susah berkembang dan jadi manja trus trus an. Tak jarang ditemukan orang tua memberikan pendampingan belajar kepada putra-putrinya dengan mengancam,memaksa kehendak, memukul, atau bahkan dengan cara kekerasan jika anak tidak menurut. Jika hal ini terjadi setiap hari maka ini akan menjadi momok bagi anak dalam belajar, meskipun tujuan orang tua baik supaya anaknya pandai dan disiplin.pola asuh yang dimiliki akan membentuk anak menjadi pemalu, penakut,gemar me;langgar aturan, pendiam,kurang memiliki inisatif,dan pendendam.
Oleh sebab itu orang tua harus pandai pandi berhati-hati dalam melakukan pendekatan selama mendampingi anak-anaknya belajar dirumah. Orang tua harus melakukan anak-anaknya dengan sabar,menerima apaadanya,dan kasih sayangnya,tidak menghakimi,memberi kebebasan dan menghargai,serta bertoreransi kepada pura dan putrinya. Dengan demikian tidak akan ditemui momok pendidikan yang menakutkan sebaliknya akan tercipta suasana belajar yang sangat menyenangkan selama belajar dirunah/ daring.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline