Flores adalah sebuah kekecualian di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Indonesia.
Berbeda dengan wilayah lain, Penduduk di Pulau ini termasuk 'kaya'. Pulau Flores tampak subur dengan kandungan tanah bervulkanik dengan limpahan hasil Bumi.
Penduduknya juga terkenal ramah dan positif dan tetap terkenang. Ia adalah pulau dengan orang yang "layak" dipercayai. Karena daerah ini punya kekayaan nilai-nilai budaya yang besar.
Sejak zaman kolonial, Flores adalah daerah makmur dan 'disegani' oleh kaum kolonialis.
Disebut Nusa Bunga, dari bahasa Portugis Cabo de Flores atau Tanjung Bunga, Pulau seluas 14.300 km2 ini tak terlupakan.
Penduduk Flores tampak ramah, adil dan jujur. Mereka hidup dari lintas sektoral sejak era kolonial, seperti: pertanian, perkebunan, peternakan, pendidikan, kerajinan, perikanan, tambang, kehutanan, pariwisata, konstruksi, manufaktur, perdagangan dan jasa, dll.
Flores memiliki kekayaan alam yang besar dengan kemampuan Sumber Daya Manusia yang handal. Hasil-hasil bumi seperti: kelapa, kakao, kopi, beras, jagung, buah, singkong, ubian, kemiri, mete, perikanan, dll sudah lama mendunia.
Flores terdapat sebagian besar harta geothermal Indonesia disimpan. Di daerah ini terdapat 800 MW- 29000 MW energi geothermal. Yang sudah dieksplorasi ialah proyek geothermal Ulumbu dan Mataloko. Sehingga Flores disebut Pulau panas Bumi.
Pulau Flores memiliki sumber energi listrik yang digerakkan oleh PLTP, PLTA, energi Mikrohidro, energi Suria, energi Bayu dan energi Biomasa. Penduduk Flores terkenal sangat teguh beragama Katolik sejak zaman leluhur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H