Lihat ke Halaman Asli

Blasius Mengkaka

TERVERIFIKASI

Guru.

Identitas Singapura di Misa Pontifikal Paus Fransiskus di Singapura

Diperbarui: 12 September 2024   22:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: screenshot.

Saya mengikuti misa pontifikal Paus Fransiskus di Stadion Nasional Singapura melalui Youtube. Saya memperhatikan liturginya. Seluruh liturgi dirayakan dalam bahasa Inggris. Singapura adalah negara kota metropolitan. Kebudayaan orang-orang di negara kota metropolitan itu berbeda dengan kebudayaan orang kampung.

Dalam hal ini, umat katolik yang ikut misa adalah umat katolik yang beridentitas negara kota metropolitan di ibu kota negara Singapura.

Saya pikir bahwa dengan bahasa Inggris saja, liturgi katolik Singapura sudah tampak sangat modern. Orang-orang Asia berbicara dan menyanyi persis seperti orang-orang Inggris.

Tidak ada bahasa atau kebudayaan daerah yang diragakan dalam liturgi. Identitas daerah mungkin tidak ada. Mayoritas orang-orang Katolik di Singapura adalah para pendatang dari India, China dan Melayu.

Sumber gambar: screenshot.

Saya pikir bahwa Singapura adalah negara modern sampai tidak ada lagi bahasa daerah dengan kebudayaannya dipakai dalam liturgi. Bagaimanapun identitas asli Singapura harus diungkapkan dalam liturgi. Tetapi sudahlah, liturgi telah selesai.

Kita memang tidak lagi mempersoalkan identitas asli Singapura. Gereja Singapura telah berkembang dengan baik. Sekitar 200 ribu orang katolik menyambut Bapak Suci Paus Fransiskus dengan gembira. Selamat sukses kita ucapkan untuk gereja Katolik Singapura!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline