Lihat ke Halaman Asli

Blasius Mengkaka

TERVERIFIKASI

Guru.

Sekolah Kerja Suluh-Labur (Belu) Sebagai Aset Budaya Daerah NTT

Diperbarui: 12 Agustus 2024   00:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setiap daerah di NTT memiliki sekolah kerja yang dikelompokkan sekolah non formal. Itu adalah pendidikan yang meneruskan tradisi pendidikan Eropa yang kuat, seperti di Belu, Malaka dan TTU di Timor NTT. 

Sekolah Suluh Labur dan Oenopu -NTT adalah contohnya. Para peserta dididik untuk bekerja praktis dengan kerja tangan di kebun, peternakan, rumah tangga dan pertukangan.

Hasil pendidikan sekolah Suluh-Labur adalah untuk mendukung kegiatan negara dan agama. Karena sekolah kerja tersebut telah bertahun-tahun telah menghasilkan orang-orang hidup mandiri. 

Kemandirian tidak tergantung pada gelar yang seseorang sandang. Kemandirian dicapai dengan keahlian praktis bekerja di kebun/sawah, peternakan, rumah tangga dan pertukangan. Hal-hal ini tidak diajarkan pada pendidikan formal (SD,SMP, SMA/SMK).

Sekolah kerja Suluh  juga hasilkan budaya merantau, bahkan hingga ke Malaysia dan Singapura. Tujuan mereka merantau untuk hidup mandiri. Budaya cinta alam dan eksploratif alam dihasilkan dari sekolah kerja yang non formal. Sekolah kerja maksudnya sekolah kerja tangan di sekolah Suluh, Labur-Belu-NTT. 

Kerja tangan tidak butuh hafalan, tetapi butuh fokus, rajin, disiplin, sehat dan tentu saja butuh kepekaan rasa dan tindakan. Bagi sekolah kerja, tindakan lebih penting dari ilmu.

Kemandirian dicapai melalui prestasi kerja tangan, bukan gelar. Seseorang yang punya gelar tinggi belum tentu dia hidup mandiri.

Sekolah kerja seperti sekolah suluh di Labur-Belu mendidik para peserta didiknya untuk: bekerja keras dengan fisik, ingin maju dan harus kreatif. Selain itu sekolah kerja menghasilkan tamatan yang punya visi dan komitmen untuk menegakkan demokrasi.

Pendidikan di sekolah kerja Suluh Labur-Belu adalah pendidikan seluruh pribadi. Pendidikan di sana amat menyentuh keseluruhan pribadi manusia. Pribadi harus bersifat aktif, bukan pasif. Mereka harus kembangkan kemampuan intelektualnya untuk merasa dan bertindak. Oleh sebab itu saya menampilkan Sekolah Suluh - Labur-NTT sebagai model sekolah yang tumbuh di dalam masyarakat NTT sehingga dapat dianggap aset budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline