Bukan hanya ada iman saja tetapi juga harus ada keturunan dan keluarga. Iman yang hidup dan aktif harus didukung oleh keturunan dan keluarga. Itulah salah satu filsafat hidup saya. Sebagai guru di SMA Kristen Atambua hidup saya dikelilingi banyak remaja baik di rumah maupun di sekolah. Ada saat ceria dan saat duka berlalu bersama keluarga.
Sambil saya fokus pada pekerjaan juga fokus pada iman dan keluarga. Saudara-saudari dan sepupu saya dari pihak ibu kini sibuk menikah dan mengurusi anak-anaknya. Sedangkan dari pihak ayah sudah ada banyak cucu. Bahkan cucu-cucu juga juga sudah punya anak juga. Sering berkontak lewat HP . Punya saudara-saudari kandung sebanyak 5 orang: Vero (1965)-Anton (1967)-Boni (1969)-Frans (1971) dan Yus (1976). Punya keponakan keponakan saya sebanyak 3 orang yang sudah pemuda.
Saya memperhatikan dan membantu mereka yang masih hidup dan sedang meraih masa depan. Sering memikirkan juga kaum keluarga yang telah meninggal dunia dan menziarahi makam mereka. Anak-anak juga kelak akan punya keluarga dan berketurunan. Hidup dalam rasa kekeluargaan tetap terasa damai di hati. Semoga Tuhan Yesus tetap memberkati dan melindungi kami sekeluarga.