Desa wisata rintisan Dualaus terletak di wilayah pantai utara (Pantura), tepatnya di Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu Provinsi NTT. Desa Dualaus memiliki 4 destinasi wisata unggulan yang telah menarik puluhan ribu wisatawan domestik, yaitu: Patung Maria Bunda Segala Bangsa, Teluk Gurita, Kolam Susuk dan Jembatan Mangrove. Data BPS Kabupaten Belu tahun 2021 mencatat jumlah penduduk Desa Dualaus sebesar 1.775 orang, sebanyak 85,81% bekerja di sector pertanian. Prosentase penduduk yang tamat SD/sederajat adalah 76,92% dari seluruh penduduk.
Di Desa wisata ini kita bisa berenang sepuasnya di air laut yang jernih, menikmati ikan bandeng panggang, menikmati alam yang indah, berdoa di bawah patung raksasa Maria Bunda Segala Bangsa dan berburu ikon produk wisata yaitu aneka kerajinan anyaman di pasar tradisional Dualaus. Kaum wanita di Desa Dualaus mengandalkan tradisi lisan dan selebihnya autodidak dalam berkreasi kerajinan anyaman. Mereka ditempah oleh alam Pulau Timor untuk bekerja dan terus bekerja bagi kesejahteraan sesama. Hasilnya telah terlihat, berbagai produk kerajinan anyaman asal Desa Dualaus menjadi ikon produk wisata.
Aneka Produk Anyaman
Aneka produk anyaman di Desa Dualaus adalah ikon produk wisata yang paling diburu warga dan wisatawan, yaitu:
- Ta'an. Ta'an adalah wadah anyaman cukup besar yang berfungsi untuk menaruh hasil-hasil kebun dan daging kering. Ta'an digunakan saat panen jagung, padi, kacang hijau, kacang tanah, dll.
- Babarak. Babarak adalah alat tampih beras, dll, juga digunakan untuk menaruh beras, jagung, dll.
- Kakehe. Kakehe berfungsi untuk mengipas api di tungku agar kayu api menyala.
- Biti. Biti berfungsi sebagai alas tidur dan duduk bersila, juga untuk meletakkan padi, jagung, kacang, dll saat panen.
- Kleni. Kleni sejenis tikar untuk menjemur tembakau, untuk dinding pondok, dll.
- Kanaha. Kanaha adalah wadah menaruh padi setelah panen. Kanaha tergolong rumit karena dibuat seperti karung besar, tinggi dan lebarnya bisa pelukan 3-5 orang dewasa.
- Kasui. Kasui adalah sejenis tanasak tetapi hanya khusus untuk meletakkan daging saat makan bersama secara adat di atas biti.
- Tanasak. Tanasak untuk meletakan bumbu dapur, jagung, padi, cabe, garam dapur, dll.
- Bikan. Bikan dibuat dari lidi lontar. Bikan dengan alas kertas/daun pisang digunakan untuk meletakkan nasi dan daging saat makan.
- Koba/Kabir. Koba untuk meletakkan sirih-pinang dan perlengkapannya.
- Ko'e. Ko'e dipakai untuk mengambil hasil-hasil pangan dari kebun ke rumah. Ko'e menggunakan tali sehingga bisa diikat di kepala.
- Tudik/Taha Knuan. Tudik/taha knuan adalah sarung pisau/parang. Fungsinya untuk melindungi mata pisau/parang.
- Sabeo: Sabeo adalah topi atau alas kepala.
- Kakuhus. Wadah untuk memasak aiuhik kuhus menggunakan uap air dari periuk tanah.
- Tas Sekolah/Tas Belanja/Saku sirih pinang/kantung tembakau.
- Burung, sebagai hiasan rumah.
- Gelang, sebagai Akesoris.
- Vas bunga pandan, sebagai hiasan rumah.
- Tutupan gelas.
- Kotak segiempat, serbaguna.
- Perlengkapan tabung.
- Kipas.
Menurut Meken, dkk. (2022), jenis-jenis tumbuhan yang digunakan sebagai bahan baku kerajinan anyaman adalah pandan hutan berduri (Pandanus tectorius Sol.), lontar (Borassus flabellifer Linn.) dan gewang (Corypha utan Lamk.). Bagian tumbuhan yang digunakan adalah daun dan lidi. Produk anyaman yang dihasilkan sebanyak 15 jenis yang dimanfaatkan sebagai peralatan rumah tangga, upacara adat, aksesoris dan fashion serta tas/saku.
Terdapat 3 tahapan pembuatan anyaman, yaitu:(1). Tahab pembahanan, (2). Tahab Pewarnaan, (3). Tahab Menganyam dan (4). Tahab Akhir (Finishing). Cafe Amor di Desa Dualaus adalah cerminan Festival Kreatif Lokal bercitra internasional. Cafe Amor menyediakan berbagai produk panganan lokal seperti pisang, ubi, jagung, abon ikan tuna serta olahan-olahan makanan lain yang sangat lezat. Di dalam Cafe Amor dipajang berbagai kerajinan tangan seperti anyaman, gelang, kalung, topi, serta tenun ikat.
Hasil penelitian Meken, dkk. (2022) mengungkap bahwa Desa Dualaus adalah Desa industri kerajinan anyaman di Kabupaten Belu, Provinsi NTT. Bahan-bahan baku untuk kerajinan diambil dari alam. Sejauh ini bahan baku dari alam. Itu tidak mengganggu lingkungan. Mengutip Ormeling (1956), Dr. Antonius Bele (2019) mengungkap bahwa eksploitasi alam Timor dengan sistem tebas-bakarlah sebagai pengrusakan yang sangat serius di Pulau Timor. Jadi bahan baku dari alam untuk kerajinan anyaman di Desa Dualaus tidak merusak alam.
Kenyamanan Destinasi Wisata Belum Optimal
Hasil survey Kamenparekraf RI tahun 2021 memberikan gambaran kepada kita tentang tingkat kenyamanan wisata di Desa Wisata Dualaus. Kesimpulan dari hasil survey memperlihatkan bahwa tingkat kenyamanan wisata di Desa Dualaus masih belum optimal meskipun memiliki lebih banyak keunggulan fasilitas wisata di 4 destinasi wisatanya yang memukau. Beberapa fasilitas penting di 4 destinasi belum tersedia, seperti: Homestay, Satpam, toko Cinderamata dan toilet. Kenyamanan wisata memperhitungkan ketersediaan fasilitas-fasilitas wisata sebagai faktor-factor penyebab kenyamanan.
Sebagai lembaga binis keuangan, Adira Finance link: adira.id/e/fkl2022-blogger tentu memilih destinasi wisata yang benar-benar nyaman agar transaksi keuangan dapat berjalan lancar. Tetapi jangan kuatir, meskipun tidak ada Homestay, wisatawan dapat mencari Hotel terdekat di kota Atambua dengan menggunakan jalan raya primer yang beraspal icin. Dalam hal ini program Desa Wisata Ramah Berkendara di Desa Dualaus sangat membantu para pengendara melaju di atas jalan raya primer. Pastikan Anda memakai helm, sabuk pengaman dan memiliki kelengkapan dokumen-dokumen perjalanan jika ingin ke Desa wisata Dualaus.