Lihat ke Halaman Asli

Blasius Mengkaka

TERVERIFIKASI

Guru.

W.Z. Johannes, Satu-Satunya Anggota Volksraad Asal NTT

Diperbarui: 10 Oktober 2022   22:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

W.Z. Johannes (Sumber foto: Kebudayaan.kemdikbud.go.id).

Wilhelmus Zakarias Johannes adalah kelahiran Termanu, Rote di Prov. NTT pada tanggal 16 Juli 1885. Ia mangkat pada tanggal 4 September 1952. Ia sangat terkenal oleh publik sebagai politikus, lulusan STOVIA, sepupu pahlawan nasional H. Johannes, pahlawan nasional Indonesia, Guru Besar Radiologi, Rektor UI, Dekan Fakultas Kedokteran UI dan ahli radiologi pertama Indonesia. 

Salah satu jabatan mentereng yang pernah diemban W.Z. Johannes semasa Hindia Belanda adalah ketika beliau menjadi salah satu anggota Volksraad mewakili Keresidenan Timor dan Pulau-Pulaunya pada tahun 1939. Menjadi anggota Volksraad adalah cita-cita semua politikus Timor di zaman Hindia Belanda. Hingga Pemerintahan Hindia Belanda berakhir tahun 1942, tidak ada lagi orang Timor di Volksraad.

Capaian W.Z Johannes menjadi anggota Volksraad tahun 1939 mewakili Keresidenan Timor dan Pulau-Pulaunya adalah prestasi besar di zaman kolonial Belanda. Para politikus Timor sebelum tahun 1939 belum berhasil menjadi anggota Volksraad. 

Pada tahun-tahun itu, suara rakyat Keresidenan Timor diboikot oleh Belanda. Belanda menggabungkan Keresidenan Timor dengan Keresidenan Bali-Lombok, di mana Belanda memilih wakil dari Bali, bukan wakil dari Timor menjadi anggota Volksraad. 

Di awal kemerdekaan, banyak pemuda Timor memilih untuk bergabung dengan satuan-satuan militer di Jawa dan Sulawesi untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serbuan Belanda dan sekutu. 

Para pemuda itu antara lain W.Z. Johannes, Herman Johannes, El Tari, dll menjadi anggota TKR di satuan-satuan militer di Pulau Jawa. Saat itu W.Z. Johannes berjuang untuk mempersatukan para pemuda Sunda Kecil di Jawa untuk perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI. 

Sampai dengan tahun 1949, para serdadu KNIL, Heiho dan PETA di wilayah Timor belum mengkonsolidasi diri ke dalam Tentara Keamanan Rakyat (TKR), kemudian Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS). Karena belum ada perintah dari Gubernur Sunda Kecil. Ketika sekutu datang untuk menginternir pasukan Jepang, belum ada kekuatan besar TKR di Timor yang benar-benar dapat mengimbangi sekutu dan Jepang. 

Hingga akhir tahun 1949, belum ada pendaratan pasukan TKR/APRIS di Timor. Sebuah sumber Belanda menyebutkan satu pasukan APRIS mendarat secara tidak resmi ke Timor pada 26 April 1950. Pasukan APRIS datang untuk menjaga keamanan di Timor akibat terjadi pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku. 

Pasukan APRIS tersebut dipimpin oleh Kapten Andi Jusuf saat mendarat secara tidak resmi di Timor. Tiba di Timor, Kapten Andi Jusuf melakukan komunikasi intensif dengan kelompok pasukan Timor yang terdiri dari para anggota KNIL, Heiho dan PETA. 

Saat itu Kapten Andi Jusuf segera mengetahui bahwa pasukan Timor dipimpin oleh Y.D. Faah. Kapten Andi Jusuf adalah perwira APRIS yang berhasil mengintegrasikan pasukan Timor yang terdiri dari eks. KNIL, eks. Heiho dan eks. PETA pimpinan Y.D. Faah menjadi pasukan APRIS. Kemudian Y.D. Faah, pemimpin pasukan Timor, diangkat pemerintah menjadi Letnan Dua (Letda) Y.D. Faah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline