Aristoteles, filsuf Yunani kuno terkemuka percaya bahwa alam semesta memiliki awal dan akhir. Kata 'akhir' alam semesta menurut Aristoteles inilah yang amat menarik didiskusikan para ahli fisika dunia.
Menurut Aristoteles, segala sesuatu yang ada di bumi berasal dari 4 elemen dasar, yaitu: tanah, api, udara dan air. Bumi, seperti yang diyakini Aristoteles, tidak bergerak dan terdiri dari bola dunia, yaitu: tanah.
Ada air di lautan bulat ini, dan setelah itu muncul lapisan udara. Lapisan terluar adalah api, lapisan api mencapai bulan. Aristoteles percaya bahwa segala sesuatu (tanah, api, udara dan air) memiliki awal dan akhir, dengan alasan bahwa ada potensi tak terhingga, tetapi tidak ada yang aktual.
Yang dimaksudkan Aristoteles adalah materi potensi yang tak terhingga itu dapat binasa, jika tidak ada materi aktual sebagai substansi utama alam semesta. Jika tidak ada yang aktual (yang harus ada lebih dahulu dari materi potensi), maka segala materi potensi akan musnah.
Sebuah analisis cermat dari para fisikawan dunia menemukan bahwa akhir alam semesta hanya mungkin terjadi pada tingkat atom. Tetapi hal itu terjadi pada 10 berpangkat 36 tahun ke depan - sepuluh diikuti oleh 36 nol. Di masa depan yang jauh tak terbayangkan itu, materi akan mulai hancur: para fisikawan percaya bahwa proton akan meluruh/musnah. Bagaimana kondisi alam semesta jika tidak ada proton?
Materi terdiri dari atom, dan inti atom terdiri dari proton dan neutron. Jika tanpa proton maka tidak ada atom, tidak ada molekul, tidak ada sel dan tentu saja tidak akan ada kehidupan, kehidupan akan musnah. Jika tidak ada proton, maka materi seperti yang kita tahu seperti saat ini tidak ada lagi.
Alam semesta akan berada dalam keadaan yang sama sekali asing dengan kehidupan yang musnah. Hanya elektron, positron, dan foton gelombang panjang yang membentuk komponen alam semesta.
Beberapa teori memprediksi bahwa alam semesta akan berkontraksi lagi setelah itu dan akan terjadi big bang baru. Teori yang lain mengatakan bahwa akan terjadi ekspansi yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H