Lihat ke Halaman Asli

Blasius Mengkaka

TERVERIFIKASI

Guru.

Aristoteles Tidak "Dibabtis" Katolik oleh St. Thomas Aquinas

Diperbarui: 1 Mei 2022   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sejarahwan Charles Freeman, sejarahwan Inggris terkenal yang mengkhususkan perhatian pada Yunani kuno, seperti dikutip Media Jerman jw.org (2016) mengatakan bahwa St. Thomas Aquinas (dan gereja zaman itu) tidak "membabtis" Aristoteles menjadi Katolik, tetapi St. Thomas Aquinas (gereja zaman itu) berpindah ke Aristotelian atau penganut ide Aristoteles. 

Sebuah analisis cermat para ahli menduga bahwa faktor penyebab Aristoteles 'dibabtis' Katolik oleh St. Thomas Aquinas adalah gagasan ironis Aristoteles yang sangat terkenal bahwa pengetahuan ilmiah harus tunduk pada kemajuan sehingga harus terus-menerus direvisi. Pandangan Aristoteles ini berhasil diadobsi gereja Katolik di zaman St. Thomas Aquinas. Dalam hal ini, gereja Katolik zaman sampai abad Pertengahan menganut geosentrisme Aristotelian dari pada geosentrisme Ptolemaeus. Pandangan Ptolemaeus ini didasarkan atas asumsi dan pengamatan dengan mata telanjang. 

Pandangan dunia geosentris adalah pandangan historis yang sangat penting tentang struktur alam semesta. Diasumsikan bahwa bumi berada di pusat alam semesta dan bahwa semua planet dan matahari bergerak dalam orbit melingkar untuk mengelilingi bumi. Pandangan Ptolemaeus  dianut selama 1700 tahun. 

Sudah pada zaman dahulu orang dapat mengamati pergerakan benda- benda langit, terutama matahari, bulan dan bintang-bintang. Pengamatan dengan mata telanjang ini membuat orang berasumsi bahwa bumi adalah pusat tata surya dan bahwa semua benda langit berputar mengelilingi bumi. Efek positif dari pandagan ini adalah sejumlah keteraturan dikenali dalam pergerakan benda-benda angkasa dan digunakan untuk menentukan tanggal penaburan dan saat panen.

Para sarjana di Yunani kuno mencoba untuk menyatukan fakta-fakta yang diamati dan keteraturan yang diakui ke dalam pandangan dunia di mana segala sesuatu dapat diturunkan dari beberapa prinsip. Fakta penting zaman Ptolemaeus (hidup di zaman Romawi kuno) adalah pandangan tentang gerakan di kosmos dan di bumi.

Filsuf Yunani kuno Plato (427 SM-347 SM) percaya bahwa bintang-bintang hanya dapat bergerak pada jalur geometris yang paling sempurna, jalur melingkar. Sedangkan Aristoteles (384-322 SM) membedakan gerakan di langit dan di bumi. Dia juga membagi gerakan di bumi menjadi gerakan alami dan paksa. Sebuah gerakan alami adalah benda yang berat akan jatuh dan benda yang ringan akan naik. 

Konstruksi Pandangan Dunia Geosentris

Claudius Ptolemaeus  (100 M-180 M) dari Alexandria menulis dalam bukunya "Sintaksis matematike" bahwa bumi adalah pusat tata surya. Dengan karya ini Ptolemaeus mendirikan pandangan dunia geosentris.

Pandangan geosentris mengakui bahwa bumi adalah pusat tata surya (geos = bumi, geosentris = bumi di pusat). Planet - planet lain yang dikenal pada saat itu, matahari dan bulan, bergerak dalam orbit melingkar mengelilingi bumi dengan urutan sebagai berikut, dilihat dari bumi: Bulan-Merkurius-Venus-Matahari-Mars-Jupiter-Saturnus. Di bagian paling luar adalah bintang-bintang.

Pandangan dunia ini merupakan pencapaian besar ilmu pengetahuan kuno, karena dapat digunakan untuk menghitung posisi planet dengan cukup akurat. Juga, karena relativitas gerak, itu cukup cocok dengan pengamatan dengan mata telanjang. Geosentrisme juga setuju dengan konsepsi fisik Aristoteles yang terkenal bahwa benda-benda berat bergerak menuju pusat dunia. Bumi adalah benda terberat yang diketahui manusia pada saat itu, sehingga harus berada di tengah dunia. Pandangan dunia geosentris adalah doktrin yang dominan dan diterima secara umum selama 1700 tahun, namun itu salah.

Penggantian Geosentris Dengan pandangan Heliosentris

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline