Lihat ke Halaman Asli

Blasius Mengkaka

TERVERIFIKASI

Guru.

Membahas Film Dead Set (2008) dan Pandemi Covid-19

Diperbarui: 9 Juni 2021   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: tastedive.com

      Jauh-jauh hari, di tahun 2008, film seri TV horor Dead Set telah memperingati umat manusia terhadap wabah virus yang mematikan ini. Apakah Anda juga pernah menonton reality show fiksi dari mini serial TV Inggris Dead Set (2008)? 

     Penulis sendiri hanya menonton cuplikan beberapa adegan terakhir film horor ini. Film ini dipenuhi adegan melodrama dan pertengkaran penuh kesedihan. 

     Film ini mencerminkan ketakutan manusia terhadap ancaman virus. Sekarang ketakutan manusia tntang serangan virus mematikan itu telah menjadi kenyataan dalam bentuk Pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 menunjukkan kesamaan mengerikan dengan film fiksi horor ini.

     Kisah kehidupan warga di wadah sampah ditampilkan dalam reality show fiksi dari serial mini-horor Dead Set (2008). Kehidupan berjalan normal, tapi beberapa saat kemudian, virus menginfeksi seluruh populasi manusia di sana. Warga yang terkena infeksi menginfeksi warga lainnya.

     Pada Februari 2020, skenario horor yang dulunya tidak realistis ini benar-benar menjadi kenyataan. Hanya dalam beberapa minggu, pandemi virus global membuat dunia dalam keadaan darurat. Jutaan orang telah terinfeksi, jutaan kematian menimpah umat manusia, jam malam diberlakukan, jatuhnya harga bursa dan kota-kota berisi banyak anak menjadi yatim piatu.

     Virus zombie adalah monster yang sangat menakutkan di layar kaca. Film horor Dead Set telah ditayangkan sejak tahun 2008 lalu, hingga tahun 2021 ini kejadian mengerikan dalam melodrama* fiksi yang menakutkan itu seolah-olah benar-benar terjadi di dunia.

     Pada awalnya virus zombie sebagai percobaan proyeksi ketakutan manusia terhadap bahaya penyakit dan infeksi virus zombie menjadi kenyataan sungguhan. Monster melodrama itu berwujud mayat-mayat hidup yang membusuk dengan kulit pucat, pakaian compang-camping dan tatapan kaku, tidak hidup atau tidak mati, telah menjadi salah satu figur monster paling populer di seluruh dunia selama bertahun-tahun.

     Virus zombie di layar kaca sebagai melodrama monster tidak hanya telah menjadi bagian dari budaya keseharian dan hiburan barat, tetapi juga berdiri sebagai alegori untuk menilai gejala krisis zaman kita. Virus zombie adalah sebuah metafora untuk kritik terhadap kapitalisme. Virus zombie di layar kaca adalah simbol ketakutan manusia sendiri terhadap kemajuan bioteknologi yang tidak terkendali, epidemi dan keangkuhan manusia.

     Potret kehidupan dalam film virus zombie menggambarkan kondisi kita secara tidak mengherankan apabila virus SARS, Ebola, AIDS, Zika, flu burung dan flu babi ada di mana-mana dalam masyarakat dan budaya kita.

     Dalam menghadapi awal abad ke-21, Sinema virus zombie dengan skenario epidemi virus mematikan dan pengendaliannya  telah mendramatisasi penanganan tubuh yang terinfeksi. Filsuf Rolf  F. Nohr adalah salah satu filsuf modern terkemuka yang secara serius menanggapi melodrama film horor Dead  Set (2008). Dalam bukunya Viral Zombification (2011), Rolf F. Nohr mengatakan bahwa virus zombie tidak hanya menginfeksi, tetapi orang yang terinveksi itu menginfeksi orang lain dengan kecepatan luar biasa melintasi kota, melintasi perbatasan dan akhirnya virus mencemari seluruh dunia.

     Ancaman virus dalam film horor Dead Set (2008) tidak datang dari luar, melainkan datang dari tetangga, kolega atau anggota keluarga dan mengancam akan membusukan masyarakat manusia. Jelas sekarang bahwa virus zombie merusak normalitas kehidupan kita sehari-hari sedemikian rupa sehingga tatanan sosial dasar terguncang dari fondasinya dan permulaan tatanan dunia baru digembar-gemborkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline