Buku-buku karya Plato, salah satu filsuf Yunani kuno, adalah sangat unik. Selain isi buku-buku berbentuk dialog-dialog, buku-buku Plato terbilang lengkap sampai ke tangan kita. Mungkin Plato adalah filsuf pertama yang karya-karyanya masih lengkap tersedia.
Kehadiran Plato didorong oleh keinginannya untuk memulihkan citra Sokrates, guru yang dicintainya yang dihukum mati. Sokrates tidak setuju dengan pandangan kaum Sofis.
Sokrates mengatakan bahwa kebenaran bersifat objektif dan dengan demikian menjadi pedoman bagi umat manusia. Prinsip kebaikan dan kebenaran sering melawan adat kebiasaan. Akhirnya, Sokrates harus menjalani hukuan mati. Para hakim yang menjatuhkan hukuman mati ialah para penganut Sofisme.
Setelah kematian gurunya Sokrates, Plato bertekad untuk memulihkan citra gurunya yang jatuh. Plato tidak memiliki risalah sistematis tentang pandangannya, tetapi dia menulis sejumlah sekitar 35 buku berbentuk dialog.
Meskipun keaslian tulisan-tulisan Plato setidaknya beberapa masih diragukan. Buku-buku yang berisi dialog-dialog adalah luar biasa. Buku-buku itu ditulis dalam bentuk percakapan, suatu bentuk yang memungkinkan dia untuk mengembangkan metode pengajaran Sokrates dari pertanyaan dan jawaban.
Dalam dialog-dialognya, Plato membahas setiap jenis ide filosofis, yaitu: etika (sifat kebajikan), metafisika (keabadian jiwa), filsafat politik (negara ideal), filsafat agama (ateisme, dualisme dan panteisme), epistemologi (ide-ide apriori), filsafat matematika dan teori seni (tari, musik, puisi, arsitektur dan drama).
Kita tidak memiliki bukti material tentang kapan tepatnya Plato menulis setiap dialognya. Juga sejauh mana beberapa orang mungkin merevisi ulang. Apakah semua atau sebagian dari buku-buku itu pernah "diterbitkan" atau tersedia secara luas?
Selain ide - ide yang dikandungnya, tulisan-tulisannya juga dianggap sebagai karya sastra yang luar biasa dalam hal penguasaan bahasa, kekuatan karakter, perasaan situasional dan mata analisis yang tajam.
Tidak ada dialog yang memuat karakter Plato. Jadi Plato tidak benar-benar menyatakan bahwa apa pun yang dinyatakan di dalamnya adalah pandangannya sendiri. Karakter dalam dialog umumnya historis, dengan Sokrates biasanya sebagai tokoh protagonis, terutama di dialog awal.
Secara umum pandangan yang diungkapkan oleh karakter Sokrates dalam dialog Plato adalah pandangan-pandangan dari Sokrates sendiri. Karya-karya Plato benar-benar memiliki efek rehabilitasi secara bertahap terhadap karakter Sokrates.
Citra Sokrates agak ternoda di antara orang-orang Athena setelah kematian Sokrates. Namun, seiring waktu berlalu, dialog-dialog mulai lebih banyak membahas masalah-masalah yang menarik perhatian Plato sendiri, daripada sekadar menyediakan sarana untuk ide-ide Sokrates.