Lihat ke Halaman Asli

Blasius Mengkaka

TERVERIFIKASI

Guru.

Para Tokoh Marga Lay (dari Etnis Han) di Belu-NTT

Diperbarui: 6 Juli 2021   08:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para Tokoh Marga Lay (dari Etnis Han) di Belu-NTT (unsplash/alex block)

Menarik bahwa nama satu-satunya klenteng Cina di NTT yang berada di Kupang adalah klenteng Lay. Boleh dikatakan nama "Lay" merupakan salah satu marga dari etnis Cina Hakka yang berkuasa di Atambua dan Kupang. 

Marga Lay yang melekat pada nama Willibrodus sebagai Bupati Belu, menunjukkan jejak-jejak kepemimpinan Cina dari etnis Hakka bermarga Lay atau Lai di Belu-Timor-NTT. 

Willibrodus Lay adalah salah satu Bupati yang berasal dari etnisitas China. Sebelumnya adalah Bupati Joachim Lopez. Ibu kandung dari Joachim Lopez adalah seorang wanita keturunan Cina-Hakka. 

Baca juga : Mengunjungi Klenteng Tertua dan Terbesar di Malang: Klenteng yang Identik dengan Warna Merah, Mengapa?

Klenteng Lay di Kupang (Foto: Republica)

Marga Lay atau Lai adalah salah satu subetnis atau marga dari etnis Hakka atau Han yang berasal dari Cina Utara. Sebelum berpencar ke seluruh dunia, mereka menyebar ke Cina Selatan. Di sana mereka disebut Ke Ran atau migran sebelum menyebut diri sebagai Han atau Hakka. 

Bupati Belu, Willibrodus Lay yang beretnis keturunan Tionghoa di Timor (Foto: Moral Politik)

Etnis Han terakhir tiba di Atapupu pada abad 15 atau tahun 1500. Berdasarkan sejarah kolonialisme, etnis Han paling pertama menetap di Atapupu. Sehingga pemerintah kolonial mengangkat dahulu seorang Letnan Cina di Atapupu, kemudian baru di Kupang. 

Jadi di seluruh Belu, etnis Han memiliki basis paling pertama di Atapupu di pesisir pantai utara lalu berpindah ke pedalaman, seperti misalnya di Mandeu dan daerah pedalaman sekitarnya untuk mencari cendana, lilin dan sapi/kerbau. 

Baca juga :Prosesi Ganti Jubah Dewa di Klenteng Kwan Kong

Marga Lay atau Lai di Belu punya hubungan dengan seorang tokoh pemimpin Cina Hakka pertama di Atapupu yang bernama Lay Djoe Lin. Pada zamannya, Lay Djoe Lin adalah seorang kaya yang menguasai perdagangan di Belu, terutama perdagangan sapi antar pulau. 

Lay Djoe Lin diangkat oleh pemerintah kolonial Belanda menjadi Letnan Cina di Atapupu pada tahun 1880. Jadi sejarah Hakka Belu sebenarnya lebih tua dari sejarah Hakka Kupang. Namun berdasarkan kebijakan kolonial Belanda, kemudian Hakka Belu berada di bawah komando Hakka Kupang. 

Setelah itu, oleh karena Kupang telah menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat pemerintahan, maka etnis Cina Hakka di Kupang berkembang pesat. Pemerintah Belanda barulah mengangkat seorang Kapten Cina di Kupang yang juga berasal dari Lay pada tahun 1892 yakni Kapten Lay Leon Hie. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline