Lihat ke Halaman Asli

Blasius Mengkaka

TERVERIFIKASI

Guru.

Krisis Kesetiaan

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu hari seorang Romo Katolik dalam bincang-bincang dengan Penulis beberapa waktu lalu dalam sebuah misa Requiem menuturkan keprihatinannya terhadap krisis kesetiaan yang berlangsung di semua lini kehidupan masyarakat saat ini. Krisis kesetiaan membuat masyarakat bangsa Indonesia dapat mundur ke tingkatan yang lebih rendah baik dalam kehidupan kebangsaan, keagamaan, pekerjaan atau birokrasi maupun kehidupan dalam keluarga.

Beberapa contoh krisis kesetiaan itu dapat ditemukan dalam berbagai bentuk kehidupan. Dalam keluarga sering terjadi percecokan antara anggota keluarga yang mengakibatkan perselisihan atau perceraian dengan modus karena orang tidak setia terhadap pasangan hidupnya atau menyeleweng karena terlibat dalam WIL atau PIL. Akibatnya perceraian atau perpisahan menjadi jalan keluar. Dampak perceraian sangat fatal bagi kerukunan hidup karena keluarga menjadi terpecah dan hancur. Demikian pula, krisis kesetiaan dalam pekerjaan atau birokrasi, di mana orang sering tidak lagi setia dengan pendapatan atau jabatannya secara wajar namun memilih untuk melakukan jalan pintas demi jabatan atau uang. Kasus-kasus kejahatanpun bermunculan akibat krisis kesetiaan dalam pekerjaan atau birokrasi.

Akibat krisis kesetiaan dalam pekerjaan ialah bahwa perkerjaan pokok menjadi amburadul. Prestasi menjadi menurun. Bahkan dalam bidang agamapun sama ditemukan bahwa ada banyak gembala umat yang melakukan jalan pintas lalu keluar dari jabatan imamat atau panggilan hidup membiaranya. Krisis kesetiaan dalam hidup keagamaan membuat hidup agama menjadi kabur dan bahkan bisa mengalami kehancuran parah.

Jalan keluar untuk mengatasi krisis kesetiaan memerlukan pergulatan, pergumulan, diskusi dan pencerahan mendalam untuk waktu seumur hidup. Sekali lagi bahwa usaha mengatasi krisis kesetiaan memerlukan waktu seumur hidup, perlahan namun pasti. Dan siapapun yang berhasil mengatasi krisis kesetiaan dalam hidupnya pasti kelak ia akan memanen buah berlimpah pada akhir kehidupannya nanti. Untuk sampai kepada upaya mengatasi krisis kesetiaan maka orang perlu membuat komitment dan merefleksikan diri sebelum mengambil keputusan untuk menjalankan sebuah peran dalam kehidupannya. Komitment memang sering indah dan bagus namun kadang juga bertolak belakang dengan jalan kehidupan manusia yang sering mengalir begitu saja.

Ada orang yang menikah muda dan tak berpikir panjang ketika memutuskan untuk menikah namun kemudian mampu berhasil dalam perkawinan seumur hidup hingga maut menjemputnya. Sebaliknya ada pasangan yang memikirkan masak-masak sebelum menikah namun kandas di tengah jalan. Jadi jalan hidup seseorang sering mengalir datar begitu saja dan untuk mencapai kesetiaan purna selalu merupakan usaha dan perjuangan seumur hidup, jatuh bangun dan terus menatapa masa depan apabila orang berhasil menjalankannya, bagi orang atau pasangan itu hanya ada 1 kalimat untuk menyatakannya yakni Syukur pada Tuhan dan terima kasih bagimu semua! Dan harapanku semoga kita berhasil mengatasi krisis kesetiaan dalam hidup kita!

____________________________




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline