Alessandro Guiseppe Volta adalah pencetus lahirnya "Sel Volta". Seorang fisikawan tingkat professor di Italia yang mematahkan teori seorang dokter sekaligus ahli fisika Italia, Luigi Aloisio Galvani. Alessandro Volta menentang teori Galvani yang menemukan adanya listrik pada hewan dan itu berkaitan dengan sel saraf. Hal tersebut menimbulkan perdebatan yang kemudian melahirkan teori sel volta pada masa sekarang.
Sel Galvani atau yang lebih dikenal dengan sebutan sel volta adalah bagian serta hasil produk terapan dari sel elektrokimia yang membentuk energi listrik karena adanya reaksi kimia (reduksi dan oksidasi) secara impulsif. Sel volta memiliki elektroda pada penggunaannya, dimana anoda dan katoda pada sel volta secara urut ialah negatif dan positif. Kutub negatifnya ialah anoda dan kutub positifnya ialah katoda.Â
Sel volta juga dibagi menjadi tiga macam yaitu, yang pertama ada sel volta primer yang bersifat sekali pakai dan tidak dapat dipulihkan serta irreversible, seperti baterai kering. Yang kedua ada sel volta sekunder yang bersifat sekali pakai dan bisa diperbarui serta reversible, seperti baterai aki. Dan yang ketiga ada sel volta sumber energi atau bahan bakar, sel volta ini tidak dapat diperbarui namun tidak akan habis, seperti bahan bakar campuran pesawat luar angkasa. (Ridwan Harahap, 2016)
Ada banyak bentuk sel volta yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti baterai kering, aki, baterai biasa, baterai alkali dan baterai nikel. Sebagai manusia beragama, kita tentunya memiliki keyakinan dan percaya bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini merupakan karya, anugerah serta ciptaan dari Tuhan Yang Maha Esa.Â
Begitupun dengan ketetapan yang menjelaskan mengenai energi listrik yang ada dalam kehidupan di dunia, dibuktikan dengan adanya ayat dari Al-Qur'an yang memiliki arti "Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka, setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Q.S Al-Baqarah 2: 20).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H