Lihat ke Halaman Asli

Wanita yang Kehilangan Arah

Diperbarui: 17 November 2024   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pic from lifeskills.id

Wanita atau perempuan adalah makhluk yang memiliki organ reproduksi berupa ovarium, vagina, yang mampu menghasilkan sel telur. Dalam takdirnya, Perempuan akan mengalami menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui. Ini adalah bentuk kehormatan dari Tuhan yang menjadikan wanita adalah makhluk yang memiliki tanggung jawab besar dalam hidupnya. Dengan tanggung jawab tersebut, perempuan seharusnya memiliki value dalam dirinya yang mana perempuan memiliki harga diri yang bisa dikatakan "tidak murah". Hal ini adalah penegasan dari perempuan yang hidupnya terombamg ambing dengan maksud mereka tidak memiliki harga diri yang tinggi. Konteks dari tidak memiliki harga diri yang tinggi maksudnya mereka terbuka dengan lawan jenis yang semestinya dia menjaga dirinya dengan baik dikarenakan seluruh tubuh dari perempuan adalah sesuatu yang harus dimahalkan, sebab tubuh dari perempuan sangatlah rentan yang karakteristiknya sensitif. Walau tubuh wanita itu rentan, bukan berarti perempuan itu lemah. Dari segi intrinsik, perempuan memiliki keunggulan yaitu kemampuan otak yang lebih unggul dari laki-laki. Perempuan lebih memahami emosi, kepekaan, kepintaran dan jeli terhadap hal kecil. Perempuan adalah contoh kacamata yang kuat, dan sudah seharusnya Perempuan membangun jati dirinya yang menggambarkan kalau perempuan adalah makhluk kuat.

Banyak terdapat perempuan yang krisis identitas yang mengalami kebingungan tentang siapa dirinya, untuk apa dia hidup, bagaimana dia seharusnya, dan sosok apa yang harus dia miliki. Karena hal tersebut menyebabkan perempuan sulit membatasi hubungan dengan lawan jenis yang mencari perhatian atau validasi dari lawan jenis karena kurangnya rasa percaya diri atau kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi. Kasus ini dinamakan "Wanita Kehilangan Arah" karena dia sedang dalam fase kebingungan sehingga bisa terjerumus pada hubungan yang tidak sehat. Terkadang perempuan di fase ini keterbukaannya terhadap lawan jenis sulit dibatasi bahkan membiarkan orang lain melanggar batas dirinya demi mempertahankan hubungan. Di fase kehilangan diri ini, sulit baginya untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan dirinya dan juga lebih ketergantungan dengan keputusan orang lain, kasus ini dinamakan "Emotional Depency". Emotional Dependency adalah ketika seseorang sedang mencari atau membutuhkan sesuatu yang dirasa penting menurutnya demi melengkapi hidupnya. Kondisi ini terjadi sebab kebutuhan emosionalnya yang belum lengkap atau puas. Ini adalah kondisi psikologis yang kurangnya memahami dirinya sendiri dan merasa tidak mampu dengan kemampuan pada dirinya sehingga dia akan minta saran pada orang lain, meminta kata-kata motivasi sebagai penyemangat, dan ketergantungan dengan orang lain. Jika kondisi psikologis ini membesar pada dirinya, maka perempuan bisa dimanfaatkan oleh orang yang salah, entah sesama jenis ataupun lawan jenis. Dimanfaatkan yang berarti dimanipulasi demi memenuhi kepuasan seseorang yang memanipulasi. Contoh dari dimanipulasi yaitu dimanfaatkan hatinya dalam kepercayaan, sehingga perempuan tersebut merasa ketergantungan yang berakhir dengan pemuasan. Hal ini menjadi titik rendah dari perempuan entah dia menyadarinya atau tidak sehingga dia akan kehilangan jati dirinya sebagai perempuan yang terhormat. 

Perempuan dimanfaatkan terjadi oleh dua faktor yaitu dimanfaatkan sesama jenis dan lawan jenis. Dalam konteks dimanfaatkan sesama jenis yaitu hubungan pertemanan dan lingkungan sosial. Pelaku akan memanfaatkan kepercayaan korban dengan cara memberikan perhatian padanya sehingga terbentuklah jalinan pertemanan, tapi pada akhirnya pelaku menipu korban yang dapat merusak jati diri korban entah ia sadar atau tidak. Korban mungkin sedang tidak sadar dimanfaatkan, dia akan terus dimanfaatkan yang tidak ada feedback baik pada diri korban. Ketika dia sadar karena dimanfaatkan, akan berdampak pada rasa emosional. Ia akan merasa kecewa, marah, stress, depresi, sehingga berdampak pada kesehatan psikologis. Cara agar tidak terjerumus pada kondisi ini, perempuan seharusnya memiliki kesadaran dan mengenali pola dari manipulasi, pahami dari hubungan tersebut apakah dalam kategori sehat atau tidak. Perempuan juga berani mengatakan "tidak" dengan tegas, hal ini membantu perempuan menetapkan batasan dan perlindungan diri.

Selanjutnya konteks perempuan yang dimanfaatkan lawan jenis, kondisi ini adalah kondisi sangat serius karena adanya dua kodrat berbeda saling bertemu yang mana kodrat yang rentan akan terlecehkan. Kondisi ini sering terjadi pada hubungan romantis yang mana lawan jenis (laki-laki) memanfaatkan perasaan cinta, empati, perhatian, yang membentuk hubungan romantis. Jika perasaan cinta perempuan sangat besar pada laki-laki, maka perempuan menciptakan rasa ketergantungan emosional sehingga perempuan tidak bisa meninggalkan hubungan tersebut walau hubungan tersebut terbentuk dengan tidak sehat. Contoh dari kasus ini ketika pelaku memberikan janji manis, memainkan hati korban, dan berpura-pura peduli yang mana menggunakan perempuan demi menjaga status sosialnya kalau dia memiliki hubungan dengan lawan jenis. Perempuan yang sudah ketergantungan dan melekat pada laki-laki, dia akan merelakan kesegalanya demi memenuhi kepuasan laki-laki tanpa memikirkan resiko, entah itu harta, perasaan, bahkan tubuhnya. Menggunakan rayuan dengan tekanan emosional dapat membuat perempuan terus melekat pada laki-laki sehingga hubungan tersebut akan bertahan. Laki-laki yang bergerak dengan hasrat nafsu tidak segan-segan memanfaatkan tubuh perempuan untuk kepuasan dirinya entah itu sentuhan fisik biasa, serius, atau bahkan hubungan seksual. Banyak cara dilakukan laki-laki demi mengambil hati perempuan yaitu dengan membuat perempuan meragukan diri sendiri dan menyalahkan dirinya sehingga dia merasa kalau yang benar adalah laki-laki, laki-laki juga menggunakan ancaman agar korban patuh, atau memberikan perhatian yang berlebihan sehingga menciptakan ketergantungan. Perempuan akan mudah termanipulasi karena memang perempuan memiliki ketulusan hati yang besar. Entah ia sadar atau tidak sadar, rela atau tidak rela, ini akan membuat tekanan psikologis, kebingungan emosi, hilangnya percaya diri, dan membuat depresi. Penting sekali perempuan memahami gerak gerik laki-laki yaitu dengan menjaga batasannya dengan berani mengatakan "Tidak" demi menjaga identitas dari perempuan itu sendiri.

Dalam memilih teman, perempuan perlu memahami arti pertemanan itu sendiri, apa pertemanan yang terbentuk sudah baik atau belum. Perlunya evaluasi diri terkait hubungan yang dijalankan. Perempuan dalam memilih pasangan, perlu memahami hubungan percintaan, apakah pasangan pada hubungannya kategori sehat atau tidak. Dalam memilah pasangan, perempuan seharusnya tidak menilai dari paras wajahnya yang tampan, seringnya dia menggoda, uang yang dia keluarkan, atau bahkan cuma menerima menjadi pasangan karena kasihan. Seharusnya perempuan memilih laki-laki yang memiliki kredibilitas moral, kepintaran dalam suatu bidang yang positif, kematangan emosional, tanggung jawab, pahamnya agama, serta mampu memberi dukungan dalam pengembangan diri. Perempuan perlu menilai pasangannya dengan perilakunya sehari-hari, bagaimana dia memperlakukan orang lain, kegiatan kebiasaannya, dan bagaimana kesabarannya. Ditegaskan kembali jangan pilih pasangan yang memiliki keagresifan yang tinggi, individualisme atau egois, cara bicara yang kasar, tidak bertanggung jawab, posesif atau kecemburuan yang tinggi, tidak membantu dalam pengembangan diri dan yang tidak memiliki rasa kepedulian, dan pula jangan menerima pasangan hanya karena kasihan sebab itu merugikan yang mana menerima pasangan tanpa adanya seleksi yang baik.

Sebagai sosok yang akan menjadi Ibu, dengan kodrat mampu hamil dan melahirkan, perempuan seharusnya bukan semata-mata makhluk yang hidupnya di manfaatkan demi kepuasan. Perempuan perlu memahami apa arti dari perempuan sehingga tidak menciptakan "Wanita Yang Kehilangan Arah". Perempuan harus memahami kalau kodratnya adalah amanah dari tuhan yang seharusnya dijaga bukan di bebaskan. Perempuan perlu selektif, memahami diri sendiri, memahami orang lain, dan memiliki nilai yang tinggi. Perempuan yang hebat adalah perempuan yang tidak membiarkan orang lain memberlakukan dirinya sendiri. Perempuan yang hebat adalah perempuan yang menjaga prinsipnya sebagai kodrat yang bertanggung jawab. Perempuan yang hebat adalah perempuan yang menjaga harga diri dan menghormati orang lain. Perempuan perlu membentuk jati diri yang baik sehingga memiliki harga diri yang mahal dan membuat orang lain segan terhadapnya. Ketika perempuan terlihat segan oleh orang lain, mungkin saja sulit untuk dimanipulasi oleh sesama jenis, bahkan justru lebih didekati sebagai teman yang hebat. Bahkan ketika perempuan terlihat segan, lawan jenis akan pikir-pikir mendekati perempuan tersebut karena ada value pada dirinya yang membuat lawan jenis minder dan tidak memilihnya.

NB: Penulis menulis ini karena kekecewaan terhadap perempuan yang menerima perasaan orang lain tanpa pertimbangan yang selektif. Semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline