Semarang - Batik menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia. Batik juga telah diakui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity pada tahun 2009. Pengakuan tersebut seolah-olah memberikan tanggung jawab bagi kita untuk dapat menjaga batik sebagai warisan budaya sampai kapanpun. Salah satu universitas yang menggaungkan pelestarian akan batik ialah Universitas Diponegoro, khusunya di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM). "Batik Day" menjadi sebutan bagi program pelestarian batik di FKM itu sendiri. Program ini dicanangkan oleh BEM FKM Undip Bidang Harmonisasi Kampus, Kabinet Gemuruh Asa. Batik Day digalakkan setiap hari Kamis sebagai bentuk nyata upaya melestarikan dan memperkenalkan keberagaman batik kepada mahasiswa.
Anjuran penggunaan batik oleh mahasiswa FKM Undip setiap hari Kamis bukan sekedar keharusan, melainkan juga sebagai simbol identitas dan kebanggaan akan budaya bangsa Indonesia. Melalui Batik Day, diharapkan mahasiswa dapat mengenal lebih dalam mengenai berbagai corak di setiap batik yang ada di negara kepualauan ini. Dengan demikian, batik tidak hanya dikenakan saja, tetapi juga harus dipahami makna yang terkandung di setiap coraknya. Penerapan Batik Day ternyata membawa ketertarikan tersendiri bagi mahasiswa FKM Undip dan mayoritas menganggap bahwa Batik Day merupakan salah satu program untuk menghargai dan mensyukuri adanya warisan budaya tersebut.
"Saya sangat antusias untuk berpartisipasi dalam program Batik Day di FKM Undip karena menurut saya Batik Day dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan program ini bisa dijadikan identitas mahasiswa FKM Undip," ujar Ainnun Dannis, salah satu mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat Undip.
Sementara itu, Batik Day sudah menjadi ciri khas atau identitas bagi mahasiswa FKM Undip. Setiap hari Kamis, suasana kampus menjadi lebih semarak dengan berbagai warna dan motif batik yang dikenakan oleh setiap mahasiswa. Hal tersebut tentunya menciptakan kesan yang penuh semangat akan budaya, sekaligus mempererat tali persaudaraan karena seluruh mahasiswa berpartisipasi dalam program Batik Day.
Batik Day ternyata memiliki konteks penting dalam kesehatan masyarakat, dimana upaya pelestarian budaya lokal berupa batik dapat dianggap sebagai bagian dari promosi kesehatan yang holistik. Hal ini berkaitan dengan bentuk penghargaan terhadap budaya yang secara tidak langsung juga mengajarkan betapa pentingnya kesejahteraan mental dan sosial. Penjelasan ini sejalan dengan prinsip health promotion, yaitu meningkatkan kesejahteraan seluruh individu melalui pendekatan yang komprehensif, termasuk aspek budaya.
Oleh karena itu, setiap hari Kamis seluruh mahasiswa FKM Undip diimbau untuk mengenakan batik sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya nasional. Program ini patut dijadikan contoh bagi kampus-kampus lain di Indonesia supaya batik dapat selalu mengikuti trend dan tidak mengalami ketertinggalan di era modern ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H