Lihat ke Halaman Asli

john brata

TERVERIFIKASI

.

Pendaratan Buta di Rawa-rawa

Diperbarui: 29 Agustus 2020   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pesawat | Photo by Sam Balye on Unsplash

Capt. John Brata

Tanggal 20 Agustus 1979 tengah hari, saya tinggal landas dari Bandara Seletar Singapura menuju Jakarta, lewat Palembang. Pesawat yang saya terbangkan Aero Commander 680 FL versi VIP, hibah dari Pelita Air Service kepada POLRI.

Pesawat baru selesai overhaul di Singapura selama 5 bulan. Saya sebagai Captain. Pangkat saya pada saat itu Kapten Polisi. Co-Pilot Letnan Satu Pol. Bambang Tjahjono, Teknisi Kapten Polisi S. Tangahu yang juga pilot helikopter.

Pagi hari pesawat sudah dilakukan test flight. Hasil overhaul semua OK. Pukul 14.00 waktu setempat pesawat tinggal landas. Dan semua OK sampai mendarat di Palembang pukul 1600 WIB.

Setelah istirahat pukul 17.00 kami siap menuju Jakarta. Tetapi pada waktu di start, mesin agak sulit. Dan akhirnya pukul 18.00 pesawat sudah OK dan tinggal landas menuju Jakarta dengan ketinggian terbang 7.500 kaki.

Menjelang pantai timur Sumatera, tiba-tiba mesin kanan mberebet lost power, kehilangan tenaga sedikit, tetapi akhirnya mesin mati. Saya putuskan kembali ke Palembang. 

Teknisi saya menyarankan untuk terus saja ke Jakarta, karena masih bisa terbang rendah di atas laut. Tetapi saya mengikuti aturan rule bahwa kalau belum mencapai tengah perjalanan PET "point of equal time", maka harus RTB "return to base" balik kanan-terbang-loosing altitude.

Tiba-tiba mesin kanan ikut-ikutan mberebet juga. Wah mulai berkeringat dingin, sebab pesawat mulai turun loosing altitude. Saya mencoba menghidupkan mesin kiri kembali.

Dan berhasil, tetapi hanya sekian menit, kemudian mulai ngadat lagi. Saya instruksikan Co-Pilot saya untuk memberitahu ATC Palembang bahwa kami dalam keadaan emergency, kehilangan ketinggian. Posisi sekitar 100 KM dari Palembang dan akan melakukan pendaratan darurat.

Sementara itu segala check list sudah di baca dan dilaksanakan. Waktu sudah lewat Maghrib dan langit gelap. Pesawat saya arahkan ke suatu tempat di darat yang kelihatan lampu-lampu.

Tujuan saya akan mendarat darurat di sekitar pemukiman, agar nanti dapat cepat mendapat pertolongan. Saat itu radar belum kita miliki. Jadi posisi hanya berdasarkan perkiraan kalkulasi saja, kira-kira di selatan Palembang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline