Lihat ke Halaman Asli

john brata

TERVERIFIKASI

.

Polemik Aturan Genap Ganjil untuk Kendaraan Bermotor

Diperbarui: 22 April 2018   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Macet itu sesungguhnya gak seru amat-amat. Tapi bila macetnya luar biasa namanya muuuaaaacetttt! Penyebabnya banyak. Tetapi macet yang akan dibicarakan di sini ialah macet yang muuuacet! Penyebabnya ya terlalu banyak kendaraan bermotor/ranmor yang memadati jalan yang tidak lebar! Memang banyaknya orang memiliki ranmor bisa dianggap di negara kita ini banyak orang yang kaya.

Bagus sih. Coba di padang gurun pasti yang banyak onta!Pemerintah juga tidak bisa disalahkan sebab membuat jalan itu tidak gampang. Salahnya mungkin ada katagori jalan protokol. Maka menumpuk lah kegiatan di kawasan itu .

Yang jadi runyam para pejabat yang bertanggung jawab atas kelancaran dan keselamatan lalu lintas. Gampang banget mencari jalan keluar yang bisa dikatakan naif. Maka dibuatlah aturan 3 in 1. Keren istilahnya, three in one! Pokoknya mobil sipil kudu berisi tiga orang bila mau lewat di jalan protokol. Pasti yang membuat melahirkan aturan ini tidak akan menyangka kan membuka lapangan pekerjaan bagi jockey/joki! Mungkin para pejabat itu gak ngeuh lupa bila rakyat kita itu amat pandai memanfaatkan kesempatan. 

Bagus sih ibu anak, suami istri, kakek nenek, kakek cucu, nenek anak mantu, kerja sama nongkrong jadi penumpang bayaran. Lumayan malah bisa naik ranmor mewah yang wangi yang tempat duduknya empuk. Beda dengan angkot yang rata rata bau ketek.

Ya bagus pemerataan kemewahan. Tetapi ya jalan yang dinamakan protokol tetap saja muaacet! Mikir lagi para pejabat kita yang jago-jago. Keluar ide ciptakan aturan ganjil genap. Sesaat ya berhasil juga. Tetapi memang ada aturan di negara ini rakyat dibatasi memiliki satu ranmor. Lha biar gak punya garasi beli lagi satu ranmor yang nomornya beda, yang satu genap dan yang satu ganjil. Muaaacet lagi.

Tetapi menganggap aturan ganjil genap berhasil menurut pendapat yang punyan ide timbullah ide latah. Ah kita laksanakan saja di jalan tol. Jenaka nih orang di negara kita ini. Jalan tol itu dibuat untuk menampung kendaraan yang membludak dan bila dilihat dari aturannya jalan tol itu dibuat dengan catatan tidak boleh menghilangkan jalan biasa. Tujuannya memperlancar lalu lintas jalan. Tapi yang terjadi jalan tol malah memotong menutup jalan lama yang merugikan pengguna jalan yang bayar pajak.

Sebelumnya juga katanya agar memperlancar masuknya ranmor beroda empat yang akan masuk tol diberlakukan pembayaran secara *E-Tol*. Para pengguna jalan juga masih menuruti aturan. Padahal bila dipikir pikir para pengguna jalan itu ibarat menyimpan duit di bank tanpa bunga!

Dasarnya sih kata para pejabat pembuat kebijaksanaan yang tidak bijak ini semua aturan yang memaksa ini selain untuk memperlancar lalu lintas jalan juga agar publik mau naik kendaraan umum. Pasti para pembuat kebijakan ini masih mikir masyarakat bodoh dogol mbahkan dungu. Lha bila ada transport yang enak murah gampang " ngapain " kita memakai kendaraan sendiri. Pemikiran yang bisa kita balik bego ini bisa diibaratkan orang tua melarang anak anaknya jajan di luar tapi dirumah gak disediakan makanan! Bego kan! Botol  kata anak TK zaman now.

Memang harus kita akui pemerintah sekarang yang lebih merakyat dibanding pemerintahan yang dulu dulu telah dan sedang mempersiapkan alat transport masal yang bisa mengakomodasi banyak penumpang . Tetapi kan masih belum siap ! Lha ditunggu saja dulu .Jangan membuat aturan yang instant , nyeleneh ! 

Nanti bila ganjil genap gak berhasil mungkin akan dikeluarkan peraturan ,hari hari tertentu pengemudi harus perempuan lain hari laki laki.Masih tidak berhasil ada hari hari khusus orang tua lain hari kaula muda .Masih tidakberhasil ada hari hari khusus para kakek opung engkong embah opa.Lain hari khusus oma emak nenek hahahahahaha!

Ada hal penting yang lupa atau dilupakan kemacetan itu tidak cuma disebabkan karena banyaknya ranmor yang berlalu lalang melewati batas kemampuan jalan yang mampu menampung tapi pelanggaran lalu lintas jalan yang diabaikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline