Semarang, 2024 - Tim Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan IPTEK (PKM PI) Politeknik Negeri Semarang (POLINES) yang beranggotakan Muhammad Ilman Khakima, Augurius Caesar Murti Dewanto, Dwi Agustiano, Khabib Riziq Al Bakhri, dan Safa Alexandria Syarifah berkontribusi dalam peningkatan produktivitas industri rumahan tahu di Dusun Dampyak, Desa Sumurrejo, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang.
Tim PKM PI Tofusi berhasil lolos pendanaan dalam kompetisi ilmiah mahasiswa yang disenlenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) atau yang biasa disebut Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Dalam kompetisi kali ini Tim Tofusi mengunjungi salah satu UMKM yang bernama Tahu Siip yang berada di RT 02, RW 03, Dusun Dampyak, Desa Sumurrejo, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang. UMKM tersebut dimiliki oleh Ibu Pariyyem dan dibantu oleh 2 karyawan.
Proses produksi tahu tradisional yang dilakukan Ibu Pariyem sebelumnya sangat bergantung pada peralatan manual, khususnya pada tahap penyaringan ampas kedelai. Tahap ini dikenal menguras tenaga dan memakan waktu, sering kali menyebabkan kelelahan fisik bagi para pekerja. Menyadari tantangan ini, tim PKM PI Tofusi berinisiatif mengembangkan mesin pengayak tahu otomatis menggunakan timer yang tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga mengurangi risiko kelelahan dalam bekerja.
Tim yang dibawah bimbingan salah satu Dosen Politeknik Negeri Semarang Bapak Syahid, S.T., M.Eng, tim mahasiswa yang beranggotakan Muhammad Ilman Khakima, Augurius Caesar Murti Dewanto, Dwi Agustiano, Khabib Riziq Al Bakhri, dan Safa Alexandria Syarifah, merancang mesin ini dengan memanfaatkan motor AC yang dilengkapi dengan timer. Kelebihan dari mesin ini terletak pada penggeraknya yang memakai sistem timer otomatis, menggantikan peran tenaga manusia dalam menggoyangkan kain belacu selama proses penyaringan.
Dengan mesin pengayak otomatis ini, diharapkan waktu produksi dapat ditekan dan produktivitas meningkat, memungkinkan pengrajin tahu seperti Ibu Pariyem untuk memproduksi lebih banyak tahu tanpa menambah jumlah pekerja. Ini tidak hanya berdampak pada peningkatan pendapatan tetapi juga meningkatkan kesejahteraan para pekerja dengan mengurangi kelelahan akibat pekerjaan manual yang berulang, Juga hasil ayakan tahu yang lebih konsisten dan maksimal.
Tim PKM PI Tofusi berharap inovasi ini bisa diterapkan secara lebih luas di industri rumahan lainnya di Indonesia. “Kami berharap bahwa di masa mendatang, mesin ini dapat mendorong lebih banyak inovasi di sektor UKM, dan mempercepat modernisasi yang lebih efisien” Ucap Ilman selaku Ketua tim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H