Lihat ke Halaman Asli

Euforia Demokrasi "kita"

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semangat dan ambisi para pejabat politik untuk bisa menduduki dan memperoleh kekuasaan yang diinginkan mereka rela mengorbankan semua yang dimiliki termasuk teman. Demi memperoleh kekuasaan dan dukungan mereka juga akan membela sipengusung partai tidak memandang dia itu salah atau benar asalkan ada jaminan untuk memperoleh kekuasaan pasti akan dilakukan. Saling serobot dan menyerobot, saling “bunuh membunuh”juga menjadi hal yang biasa di kancah perpolitikan. Jadi wajar jika ditengah-tengah masyarakat terjadi banyak aksi tawuran dan pembegalan wong pejabat elite saja yang jelas-jelas memiliki pendidikan yang bisa dikatakan lebuh dari cukup itu masih sering “tawuran” didalam sidang hanya gara-gara keinginan dan pendapatnya tidak disetujui atau tidak direalisasikan. Sekarang kalau sudah begini menjadi salah siapa hayoo?

Katanya Negara Demokrasi, tapi masih suka main politik sendiri dibelakang. Maka jangan salahkan kami sebagai masyarakat yang ingin menagih janji-janji dulu selama kampanye. Kami tidak butuh janji tapi yang kami butuhkan adalah pembuktian nyata dari setiap omongan yang dulu kalian janjika.

Apakah “Demokrasi” hanya menjadi cover dan formalitas saja? Kami melihat demokrasi hanya digunakan diawal saja namun pada akhirnya para penguasalah yang akan menguasai elite politik daan disini kami sebagai masyarakat hanya menjadi penonton drama serial “Demokrasi milik para elite politik”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline