Lihat ke Halaman Asli

Ibnu Habib Ridwansyah

Informatics Student at The Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS)

Aksi Hijau BPDPKS: Menjaga Bumi, Memperkuat Ekonomi

Diperbarui: 7 Desember 2024   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pohon Sawit (Sumber: pixabay.com)

Perubahan iklim telah menjadi topik utama dalam diskusi global selama beberapa dekade. Indonesia menargetkan mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat. Sektor-sektor industri, termasuk kelapa sawit, harus beradaptasi dengan standar keberlanjutan yang semakin tinggi. Dalam hal ini, BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) memainkan peran penting. Selain mendorong pertumbuhan ekonomi, BPDPKS juga memimpin inisiatif hijau untuk membantu mencapai target emisi nol bersih melalui program seperti biodiesel berbasis kelapa sawit dan sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil).

Pertanyaannya adalah, bagaimana BPDPKS dapat menjalankan aksi hijau sambil mempertahankan kontribusi ekonominya? Jawabannya terletak pada pendekatan menyeluruh yang berfokus pada keberlanjutan dan inovasi. Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana BPDPKS berperan dalam mengatasi tantangan iklim sekaligus menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

Pentingnya BPDPKS dalam Menjaga Lingkungan: Di tengah perhatian global tentang dampak industri sawit terhadap lingkungan, BPDPKS berperan dalam mengubah citra industri sawit yang negatif menjadi kekuatan yang ramah lingkungan.
1.Energi Terbarukan: Biodiesel Sawit: Program BPDPKS untuk melindungi lingkungan terbesar adalah pengembangan biodiesel berbasis sawit. Program ini mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung peralihan Indonesia ke energi terbarukan. Kebijakan yang meningkatkan kualitas biodiesel dari B30 ke B40 mendukung sawit sebagai sumber energi yang ramah lingkungan, mengurangi limbah, dan membuka peluang ekonomi baru.
2.Sertifikasi ISPO untuk Keberlanjutan BPDPKS mendukung sertifikasi ISPO, yang menjamin bahwa praktik perkebunan sawit mengikuti standar keberlanjutan. ISPO tidak hanya memperhatikan lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi komunitas lokal. Dengan ISPO, produk sawit Indonesia memiliki nilai tambah di pasar internasional, sambil melindungi hutan.
3.Reforestasi dan Rehabilitasi Lahan: BPDPKS bekerja sama dengan petani kecil dan perkebunan besar untuk reforestasi dan rehabilitasi lahan kritis. Sambil mengurangi dampak pada lingkungan, program ini memulihkan lahan yang rusak. Agroforestry melibatkan penanaman pohon dan pertanian, yang menghasilkan ekosistem yang lebih seimbang dan produktif.
4.Dukungan Inovasi Teknologi Hijau: BPDPKS mendorong inovasi melalui penelitian teknologi hijau. Misalnya, teknologi pengolahan limbah sawit menjadi bahan bakar alternatif memungkinkan pengurangan limbah dan pembuatan produk bernilai lebih tinggi. Dukungan ini menciptakan ekosistem yang memungkinkan inovasi untuk mendorong solusi keberlanjutan yang lebih luas.

Dengan industri kelapa sawit yang merupakan komoditas strategis bagi penerimaan negara, BPDPKS memainkan peran penting dalam meningkatkan kontribusi ekonomi industri kelapa sawit. Dengan mengelola dana kelapa sawit, BPDPKS memastikan industri kelapa sawit terus memberikan kontribusi besar, meningkatkan nilai tambah sawit, dan meningkatkan devisa negara.

Selain itu, program replanting BPDPKS membantu meningkatkan produktivitas lahan yang kurang produktif, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menciptakan pertumbuhan ekonomi inklusif di wilayah pedesaan. BPDPKS juga mendukung stabilitas penerimaan negara melalui pengelolaan dana untuk subsidi biodiesel, menjaga harga minyak sawit mentah tetap stabil, dan memastikan kontribusi pajak dan pendapatan devisa.

BPDPKS memperkuat daya saing industri sawit di pasar internasional dengan investasi dalam riset dan inovasi teknologi ramah lingkungan. Ini juga membuka peluang pertumbuhan berbasis inovasi dan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat berjalan beriringan dengan keberlanjutan lingkungan.
Meski BPDPKS telah membuat kemajuan besar, masih ada langkah-langkah yang bisa diambil untuk memperkuat peran mereka dalam mencapai Net Zero Emission dan menjaga penerimaan negara:
1.Pengembangan Biodiesel B50 BPDPKS dapat mempercepat pengembangan biodiesel B50 (50% biodiesel berbasis sawit) untuk memperluas pasar sawit dalam negeri dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin energi terbarukan berbasis sawit.
2.Digitalisasi Praktik Keberlanjutan Memanfaatkan teknologi IoT dan blockchain untuk digitalisasi rantai pasokan dapat meningkatkan transparansi dan membantu BPDPKS dalam mengumpulkan data emisi dan produktivitas dengan lebih akurat.
3. Kolaborasi dengan Swasta dan Lembaga Internasional BPDPKS dapat memperkuat kerja sama dengan sektor swasta dan lembaga internasional untuk mempercepat inovasi dalam pengolahan sawit berkelanjutan, serta meningkatkan diplomasi sawit di pasar internasional.
4. Pendidikan untuk Petani Kecil BPDPKS harus memperluas program pendidikan bagi petani kecil, memperkenalkan teknologi ramah lingkungan dan praktik pertanian berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas dan meminimalkan dampak lingkungan.
5.Pengembangan Produk Turunan Ramah Lingkungan Pengembangan produk turunan sawit, seperti bioplastik dan bioenergi, harus dipercepat untuk meningkatkan nilai tambah dan mengurangi ketergantungan pada plastik berbahan dasar fosil.
6.Melibatkan Masyarakat dalam Gerakan Hijau BPDPKS dapat memperluas gerakan hijau dengan melibatkan masyarakat, terutama anak muda, dalam program edukasi tentang keberlanjutan sawit dan pentingnya Net Zero Emission.

BPDPKS telah membuktikan bahwa industri kelapa sawit dapat dikelola secara berkelanjutan tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi. Melalui inisiatif seperti biodiesel, ISPO, dan dukungan inovasi teknologi, BPDPKS memainkan peran penting dalam mencapai Net Zero Emission sambil memperkuat kontribusi ekonomi sawit. Namun, BPDPKS harus terus berinovasi dan bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menghadapi tantangan global yang semakin mendesak. Dengan digitalisasi, pengembangan biodiesel, dan diversifikasi produk ramah lingkungan, BPDPKS dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin dalam ekonomi hijau dan energi terbarukan, menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline