Agama Hindu adalah salah satu agama yang berkembang di Indonesia dan merupakan agama tertua di dunia. Agama Hindu merupakan agama yang universal dan memiliki ajaran yang mencakup seluruh kehidupan baik itu mikrokosmos ataupun makrokosmos. Hal itu ditunjukkan dengan terdapatnya konsep ketuhanan yang saguna yaitu Tuhan yang memiliki sifat dan nirguna yaitu Tuhan yang tidak bersifat. Sehingga hal tersebut menunjukkan agama Hindu merupakan agama yang fleksibel dan universal, tidak hanya boleh mewujudkan Tuhan sebagaimana manusia Hindu menghendakinya sesuai dengan kebutuhan beragama, dari yang paling agung, cantik, tampan, hingga memiliki rupa menyeramkan sehingga dapat memudahkan umat Hindu untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Kehadiran agama Hindu telah membentuk lanskap spiritual dengan budayanya yang telah berkembang selama ribuan tahun.
Dalam artikel ini, kita akan mendalami konsep Brahma Widya sebagai salah satu ajaran dari agama Hindu itu sendiri. Nah, apasih Brahma Widya itu? Brahma Widya adalah kata dalam bahasa Sanskerta yang artinya sama dengan Teologi. Brahma Widya secara etimologi terdiri dari kata Brahma yang berarti tuhan dan juga Widya yang berarti pengetahuan. Sementara teologi dalam bahasa Yunani theologia dibentuk dari kata theos yang berarti tuhan dan logos yang berarti wacana atau ilmu, sehingga teologi berarti wacana atau ilmu tentang tuhan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Brahma Widya adalah suatu ilmu yang membahas mengenai kesejatian tuhan dalam agama Hindu, yang mana kesejatian yang dimaksud mencakup segala aspek yang terkait dengan-Nya. Brahma Widya merupakan konsep ilmu pengetahuan agama, khususnya agama Hindu. Brahma Widya bisa dianggap sebagai ilmu dasar mengenai keagungan dan kesejatiaan segalanya mengenai Tuhan atau Ida Shang Hyang Widhi Wasa.
Kedudukan Brahma Widya dalam agama Hindu memiliki peranan yang sangat penting. Sebagai umat beragama, khususnya agama hindu, sangat penting bagi kita untuk menggali lebih dalam mengenai ilmu ketuhannan dalam konsep Brahma Widya. Pemahaman mengenai Tuhan dalam agama Hindu memiliki perbedaan dengan agama-agama lainnya. Jika kita tidak memahami konsep dasar tentang Tuhan, maka kita bisa merasa ragu terhadap agama sendiri. Keraguan semacam ini jika dibiarkan berlarut-larut, maka bisa berubah menjadi ketidakpercayaan terhadap agama yang dianut. Sebagaimana diungkapkan dalam kitab Brahma Sutra I.I.I., mempelajari ketuhanan merupakan hal yang penting, karena dinyatakan sebagai jalan yang dapat mengantar manusia pada kesempurnaan (moksa).
Secara historis, penulisan seluruh ajaran Hindu bersumber pada kitab Veda, yaitu Sruti, Smrti, Sila, Acara, dan Atmanastusti. Di antara sumber-sumber tersebut, yang terpenting adalah bersumber pada kitab-kitab Sruti dan Smrti. Dalam sumber-sumber itu. kita dapat menjumpai penjelasan-penjelasan tentang pokok-pokok pengertian ketuhanan menurut agama Hindu, khususnya dalam konsep Brahma Widya. Sebagai penganut dan penghayat agama Hindu, sumber utama penyusunan adalah pada kitab wahyu Tuhan yang telah dihimpun menjadi kitab suci Veda. Kitab ini memuat sabda tuhan yang diwahyukan (Sruti) melalui para Maharsi pada zaman turunnya Veda.
Sumber utama yang pertama kali mengungkapkan pengertian tentang Brahma Widya (Ketuhanan) dan berbagai aspeknya terdapat dalam kitab Veda Sruti, yang mencakup Mantra, Brahmana, dan Aranyaka. Selain itu, kitab Mantra seperti Reg Veda, Sama Veda, Yajur Veda, dan Atharwa Veda, serta kitab Smrti seperti Vedangga dan Upaveda juga mengandung berbagai aspek ajaran Ketuhanan Hindu. Kitab-kitab agama dan sastra yang dianggap sebagai Veda kelima, termasuk Bhagavadgita, merupakan sumber tertulis penting yang mengajarkan ajaran tentang Tuhan Yang Esa. Beberapa kitab agama yang relevan termasuk Mahanirwana Tantra, Jnana Siddhanta, dan sejenisnya, juga memiliki peran penting dalam memahami konsep Ketuhanan. Namun, dalam hal pemahaman yang paling komprehensif tentang Ketuhanan, kitab Brahma Sutra merupakan kitab utama yang menguraikan pokok-pokok pemahaman tentang Tuhan atau Sang Hyang Widhi Wasa. Sementara, kitab Mahanirwana Tantra adalah sebuah kitab Tantra yang mendalami berbagai aspek sifat Tuhan Yang Esa dalam konteks penghayatan spiritual, dan dikatakan sebagai ajaran yang diajarkan oleh Tuhan melalui dialog antara Dewa Siwa dan Dewi Parwati.
Sumber-sumber tertulis yang bersifat berdiri sendiri (otonom) dapat kita jumpai sebagai karya tulis yang berkembang sejak abad pertama, yakni seperti kitab Purana yang puluhan jumlahnya. Kitab ini menjelasakn mengenai pokok-pokok pengertian dari Tuhan yang lebih bersifat mitologi, sehingga sering menimbulkan berbagai perbedaan tentang pengertian Tuhan dengan sumber-sumber lainnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita, khususnya bagi umat Hindu untuk mendalami ilmu ketuhanan yang baik dan benar, yang mana hal ini telah terangkum dalam konsep Brahma Widya.
Dalam agama Hindu khususnya dalam ajaran Brahma Widya, terdapat berbagai model untuk menghayati dan menunjukkan rasa bhakti kepada tuhan atau Ida Sang hyang Widhi Wasa. Berikut ini beberapa model penghayatan terhadap tuhan:
- Animisme, yakni kepercayaan akan adanya roh/jiwa yang besifat tak kasat mata dan melekat pada sepanjang jagat raya ini. Roh-roh itu dipercaya sebagai wujud dari leluhur mereka yang terdahulu yang mana dapat memberikan pengaruh besar pada berbagai aspek kehidupan mereka. Maka dari itu, setiap umat manusia diwajibkan untuk menghormati setiap roh yang ada. Karena para roh diyakini dapat senantiasa menuntun, membimbing, dan mengarahkan keturunannya sehingga bisa menemukan kebahagiaan hidup.
- Dinamisme, yaitu keyakinan akan adanya kekuatan gaib pada benda-benda dan tempat-tempat tertentu yang tentunya dapat mempengaruhi kelangsungan kehidupan manusia. Oleh karena itu, setiap orang diminta untuk menghargai segala bentuk benda ataupun tempat yang dijaga atau disucikan.
- Politheisme, yaitu kepercayaan akan adanya banyak tuhan, dimana masing-masing tuhan memiliki sifta-sifat tersendiri. Dalam agama hindu, kita mengenal-Nya sebagai para dewa dan dewi.
- Monotheisme, yaitu keyakinan akan adanya satu tuhan. Keyakinan ini dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni monotheisme absolut dan monotheisme non absolut, yang mana antara satu dan yang lainnya sangat bertolak belakang.
- Pantheisme, yakni kepercawaan mengenai jiwa yang terdapatpada setiap makhluk pada akhirnya akan kembali kepada tuhan. Selain itu, tuhan juga dapat mengambil perwujudan dalam berbagai bentuk duniawi, bukan saja sebagai manusia, tetapi juga sebagai manusia setengah binatang, sebagai binatang, ataupun sebagai tumbuh-tumbuhan.
- Henotheisme, yakni pandangan akan dewa yang banyak itu adalah tunggal adanya, dan yang tunggal itu adalah banyak adanya.
- Monoisme, yang mana konsep ini menjelaskan bahwa tuhan adalah tunggal, tetapi melingkupi seluruh alam ini. Tuhan juga adalah inti dan kesejatian dari segala yang ada.
- Atheisme, artinya tidak bertuhan atau perlu lagi mencari tuhan, karena yang bersangkutan telah sampai kepada tuhan.
Adapun model pemujaan kepada Brahma atau tuhan dalam konsep Brahma Widya terbagi ke dalam dua model, yaitu:
- Nirguna Brahma atau Trancedental (Impersonal God) yang berarti Ida Sang Hyang Widhi dipuja atau dihayati dalam posisi 'acintyarupa' (diluar kemampuan pikir manusia). Sang Hyang Widhi Wasa serba diluar jangkau pikiran manusia dan makhluk lain, yang dalam teks Kawi dinyatakan "tan kagrahita dening manah mwang indriya". (Rg.Weda X.90.1).
- Saguna Brahma atau Immanen (Personal God) yang berarti Ida Sang Hyang Widhi Wasa dipuja atau dihayati dalam posisi 'namarupa' atau berwujud sehingga dapat dijangkau oleh rasa dan pikiran manusia. Beliau dipuja dalam seribu gelar atau nama 'sahasranama' (Rg.Weda I.146.46). Pemujaan model ini disebut "Saguna Upasana". Beberapa nama-Nya yakni seperti Sang Hyang Acintya (tak terpikirkan), Sang Hyang Jagatnatha (raja segala raja), dan Sang Hyang Jagatkarana (menyebabkan adanya alam semesta).
Selain itu, dalam konsep Brahma Widya juga terdapat mantra-mantra yang berasal dari kitab Atharwa Weda. Kitab Atharwa Weda ini mengandung berbagai mantra yang memiliki kekuatan spiritual dan bisa digunakan untuk mengatasi gangguan alam ataupun penyakit yang disebabkan oleh rasa iri dari hati manusia. Mantra-mantra dalam Atharwa Weda ini dianggap sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Namun, karena besarnya kekuatan dari mantra-mantra Atharwa Weda ini, terjemahannya sering dijaga kerahasiannya agar tidak disalahgunakan oleh sembarang orang.
Kesimpulan dari artikel ini yaitu, Brahma Widya merupakan suatu ilmu yang membahas tentang ketuhanan dalam ajaran agama Hindu. Yang mana ilmu ini merupakan ilmu utama yang harus diketahuai oleh setiap orang. Hal ini selaras dengan uraian pada kitab Brahma Sutra I.I.I., bahwa mempelajari ketuhanan denagn benar dan tepat merupakan hal yang penting, karena dinyatakan sebagai jembatan untuk mengantar kita mencapai kesempurnaan (moksa).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H