Lihat ke Halaman Asli

Karaka, Kepiting Hitam Khas Papua, Sehat untuk Tubuh

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pangsa pasar kepiting saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat baik di dalam atau di luar negeri, merupakan tantangan besar untuk para petani buat meningkatkan produksi kepiting secara berkesinambungan. Sehingga dibutuhkan usaha budidaya untuk nilai ekonomis tinggi bagi kepiting tersebut. Salah satu cara yang dilakukan oleh beberapa petani adalah dengan menyediakan lahan yang bebas polusi, benih dan teknik pengelolaan secara profesional.

Seperti Karaka, masyarakat Indonesia lebih mengenalnya sebagai Kepiting Papua. Kepiting Papua berasal dari Jayapura terutama banyak hidup di pedalaman hutan bakau pesisir pantai. Sekelompok masyarakat asli Papua bahkan menggantungkan hidupnya dengan cara mencari Karaka, adalah penghasilan utama disamping sebagai nelayan pencari ikan yang merupakan salah satu pekerjaan dan sudah ditekuni sejak turun - menurun. Nelayan – nelayan kecil tersebut menangkap Karaka dengan cara tradisional yaitu di lubang - lubang pohon bakau yang tumbuh subur di sepanjang pesisir pantai, dimana hasil tangkapannya sangat memuaskan karena kepiting disini mempunyai ukuran besar, daging berasa lebih lezat dibandingkan kepiting jenis lain yang berukuran kecil.

Daging Karaka mengandung lemak dalam jumlah rendah (sekitar 1 gr / 100 gr) dan asam lemak jenuh rendah sekitar (0.1 gr / 100 gr) serta kaya akan kandungan zat omega - 3. Sehingga Karaka banyak diburu orang karena lebih sehat untuk tubuh ketimbang mengkonsumsi daging ayam atau daging kambing dalam jumlah berlebihan, oleh karenanya masyarakat Papua sangat menyukai Karaka sejak zaman dahulu (hasil pembelajaran dari nenek moyang mereka). Namun karena kurangnya teknik pengelolaan Kepiting Karaka secara profesional di Indonesia (bahkan dari daerah asalnya yaitu Papua) menyebabkan pasokan Karaka hanya terbatas dari hasil tangkapan alam para nelayan kecil saja, disamping kurangnya pembudidayaan Kepiting Karaka secara mengkhusus oleh petani profesional, dikarenakan banyak faktor seperti sifat liar dari hewan ini yang sulit untuk ditangkar dan lebih menyukai alam bebas, serta kurangnya pengetahuan masyarakat setempat terhadap pengetahuan dasar tentang teknik pengembangan dan pemeliharaan (budidaya) kepiting sehingga belum bisa memenuhi permintaan pasar di luar pulau dalam jumlah besar (mereka hanya mampu menyediakan pesanan dalam jumlah kecil, itupun harus memesan jauh - jauh hari supaya para nelayan setempat memiliki waktu untuk menangkap sejumlah Kepiting Karaka). Sebenarnya, proses membudidayakan kepiting semua jenis sangatlah mudah dan tidak memerlukan perawatan khusus / istimewa. Anda tinggal mencari bibit kepiting yang sehat lalu ditangkar atau masukkan ke dalam kerambah, kemudian secara rutin berilah pakan ikan teri. Dalam kurun waktu kurang lebih 15 hari, kepiting sudah siap di panen untuk selanjutnya anda pasarkan sebagai salah satu menu sehat buat dikonsumsi sehari – hari untuk keluarga.

Daging kepiting memiliki sejuta manfaat untuk kesehatan tubuh seperti tersebut di bawah ini :

1). Kepiting banyak mengandung zat protein sekitar 22 gr / 100 gr. Juga, kandungan asam amino yang tinggi tiap 100 gramnya adalah mengandung glutamate sekitar 3474 mg, aspartat 2464 mg, arginin 1946 mg, lysine 1939 mg dan leusin 1768 mg.

2). Kaya asam lemak omega – 3. Sama dengan hasil hewani laut lainnya, daging kepiting banyak mengandung asam lemak omega - 3 yaitu sebesar 407 mg / 100 gr.

3). Tinggi kandungan vitamin B12. Kepiting kaya akan kandungan vitamin B12 yaitu sekitar 10,4 mcg / 100 mg. Kandungan ini dapat mencukupi kebutuhan harian keluarga anda akan asupan vitamin B12 sebesar 174 %. Juga kandungan niacin dan riboflavin didalamnya cukup baik untuk menjaga kesehatan tubuh.

4). Kaya mineral zinc, copper dan selenium. Sebagai salah satu hewan hasil laut, kepiting kaya akan kandungan mineral yaitu untuk 100 gr kepiting adalah mengandung selenium 48 mcg (68 % terhadap keperluan harian keluarga), copper 0,7 mg (37 % kebutuhan harian) dan zinc 5,5 mg (36 % kebutuhan harian).

5). Untuk cangkang kepiting yang lunak / soka, kulitnya jangan dibuang karena mengandung nilai nutrisi cukup tinggi, terutama zat chitosan dan karotenoid yang biasanya banyak terdapat pada bagian cangkang kepiting.

6). Manfaat dari kandungan nutrisi dalam daging kepiting adalah protein berfungsi sebagai pembentuk enzim, pembentukan sel organ dan otot, pembentuk hormon, perbaikan sel yang rusak, pengatur metabolisme, dan pembentuk sistem kekebalan tubuh. Kandungan vitamin B12 berfungsi untuk menghasilkan energi dan pertumbuhan, meningkatkan metabolisme asam amino dan asam lemak, produksi sel darah merah, serta meningkatkan kesehatan syaraf dan kulit. Asam lemak omega - 3 berfungsi menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah yang ampuh buat mencegah penyakit kardiovaskular (jantung), meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan fungsi sistem syaraf dan kesehatan mata, serta meningkatkan kecerdasan otak bila diberikan sejak dini terhadap anak – anak anda. Mineral selenium berperan bagus sebagai antioksidan buat mencegah kerusakan sel dari radikal bebas penyebab munculnya sakit kanker dan jantung. Selenium bisa berperan dalam mencegah kanker yang disertai pengrusakan kromosom, dapat berfungsi buat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi virus dan bakteri serta mencegah peradangan. Mineral copper berfungsi sebagai komponen enzim redox, pembentukan sel darah merah, otot, syaraf, tulang dan otak, serta mencegah penyakit tulang dan syaraf. Mineral zinc berfungsi untuk komponen pembentuk enzim - enzim tubuh, sel darah merah, sistem kekebalan tubuh, mencegah pembesaran prostat, dan mencegah kerontokan rambut.

Kepiting paling enak dimasak dengan cara digoreng memakai minyak kelapa dalam jumlah banyak, hindari mengolahnya dengan cara direbus karena akan mengurangi kelezatan dari rasa daging kepiting itu sendiri. Meskipun kepiting termasuk ke dalam salah satu hidangan seafood yang berasa sangat lezat, anda harus tetap berhati – hati untuk mengkonsumsinya setiap hari, karena diketahui daging kepiting mengandung basa purin yang bisa meningkatkan kadar asam urat dalam darah sehingga berbahaya bagi mereka yang mengidap penyakit asam urat atau gout dianjurkan untuk membatasi atau menghindari hidangan berbahan dasar kepiting, disamping itu kandungan kolesterol cukup tinggi yaitu sekitar 76 mg / 100 gr daging kepiting juga berpengaruh buruk terhadap kesehatan. Sedangkan mengkonsumsi kolesterol sehat per hari dianjurkan sekitar 300 mg. Sajian kepiting berukuran sedang setiap hari sudah mencukupi terhadap asupan kesehatan dan mencakup semua manfaat terhadap daging kepiting seperti tersebut di atas.

Di luar pulau Papua, anda dapat mengetahui beragam informasi penting tentang budidaya Kepiting Karaka, marketing dan teknik pengolahan daging kepiting hingga menjadi hidangan lezat dan berguna bagi kesehatan tubuh manusia, dapat anda peroleh pada Karaka Farm (http://www.karakafarm.blogspot.com/).

Perkembangan terakhir terhadap habitat dari Kepiting Keraka di alam liar Papua adalah mengalami kerusakan karena pengaruh pasca pembangunan mega proyek oleh British Petroleum yang membawa dampak signifikan terhadap kehidupan nelayan kecil pencari Kepiting Papua yaitu warga suku Sumuri, suku Wamesa, suku Irarutu, suku Sough, suku Kuri, suku Sebyar dan suku Moskona yang mendiami lokasi proyek di kawasan subur kabupaten Teluk Bintuni, distrik Sumuri, kampong Tofoi, dimana warga setempat terpaksa harus mengubah matapencaharian mereka dari nelayan pencari kepiting menjadi petani penggarap kebun, ladang dan sawah (seperti dilansir dari penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Bapak Muhammad Syaiful Rohman tentang karya tulis berjudul Sabuk Hijau Teluk Bintuni, sebuah kajian etnografis tentang introduksi implementasi program pengurangan emisi karbon di kabupaten Teluk Bintuni, provinsi Papua Barat, www.academia.edu/Naskah_Publikasi_Tesis, yang menyinggung sedikit permasalahan tentang habitat Kepiting Papua dan hubungannya dengan matapencaharian warga setempat), sementara beberapa warga lainnya masih bertahan dengan pindah lokasi yaitu suku Sumuri, masih mencari kepiting liar untuk dijual pada beberapa pemasok besar atau pasar – pasar tradisional di lokasi lain, Kampung Onar Baru.

Peristiwa tersebut di atas mendapat perhatian khusus dari beberapa aktifis LSM di bidangnya maupun pemerintah setempat yaitu propinsi Papua Barat di kabupaten Sorong Selatan, kabupaten Teluk Bintuni dan Manokwari untuk lebih memperhatikan populasi Kepiting Karaka yang jumlahnya semakin menurun karena kurang penanganan secara profesional dari ahlinya, padahal kelezatan, nilai gizi dan nilai jual dari kepiting jenis yang satu ini sangat mahal.

(Dari berbagai sumber).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline