Lihat ke Halaman Asli

Keunikan Suku Kuno Berkulit Merah di Pedalaman Brazil

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14286266321886326328

Negara Brazil merdeka sekitar tahun 1822 dari Portugal. Selanjutnya Brazil yang merdeka adalah negara yang mempunyai wilayah cukup luas di benua Amerika Selatan. Negara ini memiliki lima wilayah besar untuk memudahkan menjalankan fungsi administrasi kepemerintahan, yaitu : Norte (utara), Nordeste (timurlaut), Centro Oeste (barat tengah), Sudeste (tenggara) dan Su I (selatan). Masing - masing wilayah memiliki keunikan terhadap budayanya. Penduduk negara ini didominasi oleh keturunan Afrika kecuali di daerah tenggara, populasi terbesar adalah dari keturunan Eropa dan Jepang.

Pada umumnya warga setempat senang melakukan perkawinan campur antar ras sehingga menghasilkan keturunan yang rata – rata memiliki body, warna mata, warna rambut dan warna kulit yang sempurna sebagai ras campuran. Disamping itu, adanya percampuran budaya membuat Brazil menjadi salah satu negara yang kaya akan variasi budaya mancanegara sehingga menjadikannya sebagai negara atau bangsa yang unik. Namun pada beberapa bagian terutama di wilayah utara masih banyak dijumpai rakyat yang miskin. Sementara wilayah selatan dan tenggara seperti kota besar Rio de Janeiro dan Sao Paulo, merupakan wilayah yang sangat makmur. Dari kondisi inilah tercipta perbedaan yang sangat kontras dan membuat Brazil terbelah menjadi dua yang dikenal dengan istilah " Dua Brazil atau Belindia ".

Kekontrasan ini berkembang hingga menjadi sebuah masalah yang sangat luas atau stereotype. Seperti saat penduduk Sao Paulo mempersalahkan tentang tingkat kemiskinan yang tajam dan angka kriminalitas tinggi karena adanya pendatang dari wilayah utara, sementara penduduk asli kota Sao Paulo dan Rio de Janeiro selalu menganggap bahwa diri mereka adalah orang paling baik dan pandai. Juga terdapat perbedaan besar antara orang - orang dari kota dan penduduk di desa – desa pedalaman yang kurang berpendidikan, terutama masyarakat kelas menengah ke atas Brazil kurang familiar dengan tradisi kuno dari masyarakat pedalaman, padahal mereka adalah satu negara. Karena kondisi tidak nyaman tersebutlah yang menyebabkan beberapa warga minoritas yang kaya raya memilih untuk berkunjung ke luar negeri saja daripada harus berlibur di tempat wisata lokal dan ini merupakan kebiasaan unik mereka setiap tahun. Perbedaan besar lainnya adalah tempat lahir mereka, seperti Nordestino adalah orang – orang yang terlahir di timur laut, Miniero adalah orang – orang yang terlahir di negara bagian Minas Gerais dan Carioca adalah penduduk asli terlahir di kota Rio de Janeiro. Tempat lahir justru memperlebar perbedaan antara penduduk di kawasan pedesaan dan perkotaan.

Menurut Survival International yang berhasil mengabadikan foto – foto eksklusif tentang sekelompok kecil suku kuno berkulit merah di pedalaman Brazil dan dirilis tanggal 31 Januari 2011 pada beberapa media lainnya, suku ini kurang begitu terkenal di kawasan perkotaan Brazil dan hidup tertinggal layaknya manusia purba di pinggir hutan – hutan kecil wilayah Brasil yang berbatasan dengan Peru. Memiliki rumah – rumah bersih, nyaman dan berarsitektur khas suku Afrika, serta berpakaian ala manusia purba dari kulit kerbau, macan, atau rusa, serta bermata pencaharian sebagai petani atau berburu hewan – hewan liar seperti babi, kerbau atau rusa hutan. Suku berkulit merah ini adalah sebuah kelompok kecil dari suku unik yang memang senang hidup dalam kondisi tertinggal seperti itu karena beberapa faktor seperti terdapat perbedaan – perbedaan kontras di Brazil (tersebut di atas) sehingga mereka memilih untuk menyingkir karena termasuk ke dalam suku minoritas meskipun keberadaan mereka dilindungi oleh pemerintah setempat. Ternyata mereka tetap bisa hidup bahagia, dalam kesehatan yang baik, memiliki keahlian unik yaitu pandai membuat senjata untuk berburu serta gemar berkebun pisang. Juga sifat ramah - tamah dan terbuka terhadap para pengunjung asing berkulit putih yang datang ke tempat tinggal mereka di desa – desa kecil pinggir hutan, menjadikannya sebagai salah satu objek wisata paling menarik terutama terhadap turis mancanegara, namun untuk menuju ke tempat ini membutuhkan biaya yang sangat mahal, karena menemukan beberapa dari mereka harus melalui jalan udara dengan helikopter atau pesawat terbang jenis mini lainnya.

Namun demikian orang-orang Brazil berbagi dalam hal budaya nasional mereka dan menjadikan Brazil sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya. Warisan dari bangsa Portugis baik bahasa, agama dan pelayanan hukum untuk mempersatukan wilayah Brazil yang luas serta penduduknya. Sampai pertengahan abad 20 hampir semua penduduk Brazil beragama Katolik, berbahasa Portugis dan mengidentifikasikan diri sebagai bangsa dan berkebudayaan Brazil.

[caption id="attachment_409086" align="aligncenter" width="300" caption="myjavier007.deviantart.com"][/caption]



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline