Lihat ke Halaman Asli

Bukan Saya, Anda Atau yang Lainnya...

Diperbarui: 10 Oktober 2016   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita seoranga sahabat kepada saya tapi sekarang dia entah dimana......Suatu hari sahabat saya tersebut di undang di suatu acara pesta seorang pejabat yang lumayan top di kota kami,karena agak tergesa gesa sahabat saya hanya memakai baju seadanya saja.....

Sampailah sahabat saya tersebut di tempat acara pejabat tersebut...mau masuk ke acara tersebut sahabat saya di pandangi oleh satpam rumah pejabat tersebut dan cara memandang satpam tersebut dengan agak remeh dan sahabat saya tadi tidak di perbolehkan masuk ,sebab kalau diperbolehkan masuk maka suasananya akan janggal karena semua tamu memakai baju yang bagus dan sahabat saya hanya memakai baju yang sederhana tapi sopan.....

Dengan hati yang kecewa sahabat saya pulang kerumah dan ambil baju yang paling bagus yang dimilkinya dan minjam mobil teman berangkat lah sahabat saya tadi kepesta tersebut..alangkah terkejut nya sahabat saya tersebut............sahabat saya di sambut dengan penuh kehormatan oleh satpam rumah dan juga para tamu disitu dan sahabat saya segera menuju ke meja makan dan dengan lincah memakan yang sudah di siapkan oleh yang punya hajatan dan sebagian makanan tersebut di masukkkan sahabat saya ke dalam bajunya.....alangkah terkejutnya tuan rumah dan para tamu sangat heran melihat kejadian tersebut.Salah seorang tamu bertanya pada sahabat saya yang memang seoarang aktifis kampus dan hidupnya juga sangat idealis sekali saya juga susah untuk memahaminya......Woy apa yang sedang kau lakukan.......Lalu sahabat saya menjawab saya lagi memberi makan baju yang saya pakai karena ialah/baju yang di undang ke pesta ini ,bukan aku kata sahabat saya tersebut..................

Ohhhh teryata zaman sekarang ini atau mungkin kita juga pernah mengalami hal tersebut karena kita lebih senang menilai orang dari baju yang di pakainya ,dari jabatan yang di sandangnya ,atau dari mobil yang dikendarai nya..Tapi maaf nih nya pembaca kompasiana yang baik kita kok tidak bisa menilai orang dari kualitas akhlaknya .Atau, barangkali ,kita sudah tak mampu lagi melihat keluhuran akhlak ....Walllahuallam bissawwaff...Barangkali,mata hati kita sudah buta untuk melihat "indahnya"akhlak .Barangkali ,telinga hati kita sudah tuli untuk mendengar"merdunya"akhlak

Barangkali ,hidung kita sudah tidak peka lagi untuk mencium "harumnya " akhlak.Barangkali ,lidah kita sudah sangat bebal untuk merasakan "kelezatan"akhlak

SEMOGA SAJA TIDAK................

Maaf pembaca saya tidak ceramah tapi hanya suatu refleksi untuk diri saya dari ceriita sahabat saya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline