Lihat ke Halaman Asli

Insya Allah

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saya membeli kain dan ingin membuat baju untuk menghadiri suatu acara di kampus saya, lalu saya mendatangi tukang jahit yang cukup paten dan terkenal dikota saya......Sya bilang ama tukang jahit kapan selesai bang .."INSYA ALLAH " seminggu lagi bang kata situkang jahit. Seminggu kemudian saya datang ke tukang jahit alangkah kagetnya saya teryata kain saya belum juga dikerjain dan dipotong aja belum...Wah gawat saya tanya lagi kapan bisa siap bang "INSYA ALLAH" empat hari lagi kata abang tukang jahit...meski kecewa saya pulang .......dan empat hari kemudian saya kembali ke tempat tukang jahit tersebut, teryata baju yang saya suruh buatkan belum juga jadi atau siap...KAMPRET NIH TUKANG JAHIT...(dalam hati saya)......Dan kata tukang jahit abang datang tiga har lagi ya.."INSYA ALLAH " baju abang selesai aku garap....Dalam hati saya lagi bertanya apakah orang sekarang nih ...."memangnya ,berapa sih kalau ALLAH nggak ikut campur ?"kata saya agak kesal.......
"INSYA ALLAH" bagi muslim sejati adalah kesungguhan hati untuk menepati janji.....Tetapi,rupanya sekarang "INSYA ALLAH" sudah "bermetamorfosis".Kalau dulu "INSYA ALLAH "adalah tanda kesungguhan, maka menurut saya sekarang adalah tanda ketidak sungguhan
"INSYA ALLAH"di zaman sekarang ini sangat lekat di lidah kita , tetapi tidak di hati kita . Secara tidak sadar kita menggunakan kata "INSYA ALLAH" sebagai menutupi kesalahan kita mungkin lebih kasar nya untuk menutupi kemunafikan kita .....WAH SUSAH JUGA YA




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline