Lihat ke Halaman Asli

Taufik AAS P

jurnalis dan pernah menulis

Adakah Kampanye Abnormal dalam Pilkada Mamasa 2018?

Diperbarui: 10 Januari 2018   02:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

mamasakab.go.id

Pasca dibukanya pendaftaran dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar), Selasa (090/01/2018) ini oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD), baru satu Pasangan Calon (Paslon) secara resmi mendaftar, yaitu Ramlan Badawi-Marthinus Tiranda (RB-MT). Itu lumrah saja di kabupaten yang berhawa sejuk ini.

Yang mencengankan, saat pendaftaran RB-MT yang gunakan tagline "Mamasa Harmonis" ini, adalah partai pengusung Paslon tersebut luar biasa kepada calon bupati bupati incumbent tersebut. Saat penyerahan berkas untuk diverifikasi KPUD, jumlah partai pengusung RB-MT capai 10 partai,  masing-masing, Partai Demokrat 3 kursi, Nasdem 3 kursi, PKB 4 kursi, PKPI 3 kursi, PAN 1 kursi, PBB 1 kursi, PKS 1 kursi, Golkar 4 kursi, PDIP 3 kursi, PPP 2 kursi. Dari total jumlah kursi partai pengusung RB-MT sebanyak 25 di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), diperbandingkan 30 kursi di DPRD Mamasa tersebut, tertinggal 5 kursi.

Bila KPUD setempat syaratkan 6 kursi untuk dukung Paslon dalam Pilkada Mamasa tahun 2018, hampir pasti bakal tidak ada lagi calon dari jalur Partai Politik. Terkecuali ada Paslon lain yang memiliki kemampuan untuk memenuhi semua regulasi  dari jalur independen pada kurun waktu yang semakin memendek ini.    

Andainya, hingga akhir pendaftaran Paslon, hanya RB-MT yang bersyarat maju dalam Pilkada Mamasa 2018. Apakah rakyat Mamasa akan memilih kotak kosong dibandingkan Paslon RB-MT. Tentu tidak, karena rakyat di "Bumi Kondo Sapata Wai Sapalelean," pasti butuh pemimpin. Siapa juga yang bisa memberi kepastian, bagaimana rasa dan bagaimana sosok pemimpin kelak kalau hanya memilih kotak kosong.

Tanpa melakukan kampanyepun sosok RB-MT, telah hadir di tengah-tengan rakyat Mamasa selama ini. Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, kedua sosok ini telah bekerja untuk rakyat Mamasa. RB adalah bupati kurang lebih 7 tahun, sementara MT adalah wakil ketua DPRD hampir 4 tahun. Keduanya dikenal meluas di kalangan rakyat Mamasa.

Bila ada upaya untuk mematahkan dominasi RB-MT dalam Pilkada Mamasa ini, tentu harus kampanyekan kemenangan bagi kotak kosong. Akan sedikit ribet menyosialisasikan, mengajak masyarakat untuk memilih kota kosong. Sebab rakyat perlu bertanya, memilih siapa dan apa tujuannya memilih.

Sejatinya, ada Paslon lain dari jalur independen yang bisa mengimbangi RB-MT. Itu untuk hindari adanya kampanye yang abnormal, seperti kampanyekan kotak kosong.

Makassar, 9 Januari 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline