Lihat ke Halaman Asli

Taufik AAS P

jurnalis dan pernah menulis

Cinta Kayu Sepotong kepada Sebatang Kayu

Diperbarui: 18 Desember 2017   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Mau masuk akal,  atau tidak masuk akal  dalam pikiran manusia  kalau Yang Maha Kuasa punya mau, apa saja bisa. Itulah lelaki Baco Mallosu-Losu, seorang pemahat yang tinggal di pinggiran kampung. Dari namanya, semua orang sekampungnya tahu, kalau itu artinya "lelaki telanjang."

Menurut ibu yang melahirkab Baco Malosu-losu, dari kecil anaknya tidak bisa kena benang apalagi berpakaian, kalau dipaksa  sebagai mana anak-anak yang lainnya. Badannya panas, terus sakit dan tak bakal sembuh sebelum pakaian dilucuti dari  badannya.

Hingga dewasa pun Baco Mallosu-Losu, tetap telanjang dan bisa hidup normal bersama masyarakat  sekampung lainnya. Meskipun kemana-mana dengan kondisi telanjang, masyarakat  memakluminya. Wanita-wanita, apalagi gadis-gadis tidak juga histeris menjauh jika ketemu si telanjang ini. 

Karena meskipun telanjang Baco, tetaplah sopan dalam kelakuan, juga salah salah anggota tubuhnya  sangatlah santun walau berhadapan dengan wanita dengan pakaian seksi dan seminim apapun.

Selain sebagai pemahat kayu tulen, Baco  juga adalah pria sanggup menjaga kayu sepotongnya dengan baik. Ia luar biasa memuliakan kayu-kayu sejengkal itu. Karena menurutnya, kehormatan seorang pria terletak pada kayu sepotong itu. Ia banyak menonton tayangan televisi, seseorang yang begitu terhormat bisa jatuh hina karena tidak bisa memelihara kayu sepotong-nya. Karena kayu-kayu itu bisa saja sembarang tunjuk, sembarang tonjok dan sembarang masuk.

Meskipun telanjang, ada juga wanita-wanita yang menyukai Baco. Ia memang cukup gagah, posturnya meyakinkan sebagai lelaki. Sayang kaum hawa di kampungnya menduga lain pada pria sejati ini.

"Baco itu, ganteng ya."

"Betul badannya berotot."

"Kulitnya juga bagus."

"Matanya indah menawan."

"Dadanya bidang untuk tempat bersandar."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline