Lihat ke Halaman Asli

Taufik AAS P

jurnalis dan pernah menulis

"Katakata," Sebuah Dusun di Sulawesi Barat yang Tak Pernah Jadi Kalimat

Diperbarui: 5 Desember 2017   10:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Hingga kini, penulis belum dapat keterangan kenapa dusun pertama dijumpai  di Desa Botteng, Kecamatan Mehalaan, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar), bernama "Katakata." Walau seharian mengitari  area  yang jadi titik nol lokasi transimigrasi Botteng-Passembu ini.

Menapak di Dusun Katakata (bukan "kata kata" yang membentuk kalimat, red) dan menemukan rumah pertama milik Abdul Didin, pria asal Campalagian, Kabupaten Polewati Mandar (Polman) berusia 70-an. Pria gaek berambut sedikit gondrong ini, menawarkan gula merah bersama air minum yang diramu daun pandan, sungguh menyenangkan.

dokpri

Menurut Abdul Didin, ia berada di Dusun Katakata puluhan tahun silam ini dari tanah kelahirannya, dusun itu sudah "berkatakata" walaupun tidak tahu apa yang dikatakannya. Iapun hanya ketawa kecil menunjukkan giginya yang mulai ompong saat penulis jelaskan, kata-kata itu adalah membentuk kalimat. Apa yang kita sebutkan dalam berbicara adalah rangkaian kata.

Juga mantan Camat Mehalaan, Yance Borahima, hanya tertawa lebar saat ditanya, kenapa dusun penghasil gula merah dan langsat ini disebut "Katakata." Ia juga tidak tahu asal muasalnya.

Hingga usai menikmati suguhan Abdul Didin durian manis jualannya. Kami melanjutkan perjalanan ke lokasi kawasan trasimigrasi Botteng -- Passembu. Perjalanannya cukup mengasyikkan, oleh kondisi jalan yang betul-betul fantastik untuk croser-croser amatir seperti kami. Berkali kali motor-motor kami harus menancap di lumpur merah dengan manisnya. Hingga, kendaraan roda dua buatan Jepang tersebut harus campur dorong mencapai Dusun Salu Biru.

dokpri

Di Dusun Salu biru, kami betul -- betul, kehilangan kata-kata, bukan karena telah melewat Dusun Katakata, tetapi karena lelah. Itu mengharuskan kami kami singgah menikmati mie siram dicampur "bonte" (mentimun, bahasa setempat), sambi disuguhi langsat dari masyarakat.

Hingga pulang, Dusun Kataka, masih membekas diingatan penulis, sebuah dusun yang namanya sering ditemui dalam  pelajaran Bahasa Indonesia. Cukup terpencil, berada di perbukitan Quarles Sulawesi. Tanahnya subur, penduduknya baik, sayang masih tertinggal.

Ditulis ulang di Makassar, 1 Desember 2017  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline