Lihat ke Halaman Asli

Aku Datang UntukMu

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik, innal hamda wan ni'amta laka wal mulk la syarika laka". Kalimat talbiah yang dilantunkan oleh jamaah haji dari seluruh penjuru dunia. Mereka berkumpul di satu tempat, menyembah dan mengagungkan kebesaran Allah swt. Semua perbedaan luluh dengan satu kalimat yang menyatukan kita. Ini yang telah dipesankan oleh Rasulullah saw melalui khutbah beliau ketika haji wada'. "Ya ayyuhannas inna rabbakum wahid, wa abakum wahid, kullukum min adam wa adam min thurab, inna akramakum indallahi atqakum, laisa li'arabiyin fadlun 'ala 'ajamiyin illa bittaqwa" hai manusia sesungguhnya tuhan kalian satu, dan ayah kalianpun satu, semua berasal dari adam, dan adam dari tanah, sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara kalian, tidak ada keistimewaan antara yang arab dengan yang bukan arab. Ini adalah pondasi "persamaan derajat" antara sesama manusia.

Berhaji adalah kewajiban, berhaji adalah panggilan. Wajib bagi yang mampu untuk menunaikannya, yang kaya banyak, yang hidup mewah melimpah, tapi yang terpanggil..?? itu sebabnya haji juga panggilan, kaya, sehat, jika belum ada panggilan Allah, sulit untuk menunaikannya. Merasa terpanggil ini yang lebih penting, sehingga tidak menunda-nunda, ada azam yang kuat untuk berangkat, kemudian berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkannya, tidak tunggu kaya, tidak tunggu senang kalau panggilan datang yang susah, yang sulit, yang miskin juga bisa berangkat.

Tidak heran jika ada tukang bubur naik haji, tukang tambal ban naik haji, terakhir saya baca berita tukang gali kuburan naik haji. Padahal jika dilihat-lihat berapa lah penghasilan mereka, jangankan untuk menabung berhaji, untuk makan saja barangkali kurang, namun Allah yang punya ka'bah, Allah yang punya mekkah, dan Allah yang punya kuasa atas segala-galanya, perkara berangkat haji adalah perkara kecil bagiNya, jika sudah "Kun" katanya maka jadilah, berangkatlah.

Termasuk aku, syukur yang tiada terhingga, "lakal hamdu walaka as syukru ya Rabb" aku tidak pernah menyangka bisa berhaji secepat ini, tapi itulah kehendak dan kuasa Allah, Allah berikan kita jalan, dan kita kemudian berusaha untuk mewujudkannya.

Rasa bahagia dan sedih tidak dapat aku bendung, senang karena saya akan berangkat menunaikan ibadah wajib rukun islam yang kelima. Tentu ini adalah nikmat yang amat sangat luar biasa. Sedih, karena saya berangkat sedangkan kedua orangtua saya belum. Impian saya tahun lalu saat melihat tayangan di salah satu stasiun TV Mesir, "ya Allah bahagia rasanya jika aku berhaji disebelah kananku ayah, disebelah kiriku ibu, kemudian kami Thawaf bersama, sa'i bersama, melempar jumroh bersama, aku yang membimbing mereka, menuntun mereka, beribadah bersama mereka (ini do'aku)" Allahuakbar, namun Allah berkehendak lain, Allah memanggilku terlebih dahulu, insya Allah mudah-mudahan Allah memperkenankan do'aku itu di kemudian hari. amin..

Ayah dan ibuku berprofesi sebagai guru, masalah penghasilan seberapa lah, ditambah lagi harus menyekolahkan aku dan kedua adiku, yang jelas Alhamdulillah rezeki dari Allah selalu ada dan cukup untuk kami. Untuk bisa berangkat haji di daerahku harus menunggu sampai 10 atau 12 tahun lebih. Inilah realita yang harus kita terima. Jika mendaftar tahun ini misalnya, kemungkinan berangkat tetap ada, tapi apakah ada jaminan bahwa kita bisa hidup sampai 12 tahun yang akan datang? tentu tidak, namun tetap kita akan selalu berdo'a dan berharap kepada Allah swt agar saudara-saudara kita yang sudah mendaftar haji tetap diberi kesempatan untuk menunaikannya.

Aku juga berdo'a demikian, semoga kedua orangtuaku juga bisa terpanggil untuk menunaikan ibadah suci. Ini bagian dari impian terbesarku, bisa menghajikan atau mengumrohkan mereka berdua. Sebagai balas jasa? tentu tidak akan pernah terbalas jasa kedua orangtua kita, paling tidak niat dan upaya aku untuk memberangkatkan mereka membuat mereka senang bahagia dan merasa beruntung dikaruniakan oleh Allah anak seperti aku. ya Rabb.

Di kampungku dulu, bisa berhaji adalah sesuatu yang 'wah' luar biasa. Biasanya jarang sekali yang bisa berangkat, paling 1 atau 2 orng itupun tidak setiap tahun. Tradisi dikampungku dulu kalau ada yang berangkat haji itu biasanya kenduri (istilah orang jawa) besar hampir mirip seperti pesta khitanan atau walimah pernikahan. tradisi mendo'a bersama di rumah calon haji menjadi sesuatu yang khas, wah kami anak-anak kala itu senang sekali, bisa makan-makan dengan menu dan suguhan kueh yang beraneka ragam.

Hal unik lainnya ketika acara keberangkatan, si calon haji diantar sampai ke tempat ke tempat pemondokan, atau bahkan ada yang ngantar sampai bandara. Kemudian kepulangannya juga disambut dan diadakan do'a dan syukuran keselamatan lagi. Nah biasanya kita suka menunggu jamaah haji yang pulang, karena bisa minum air zam-zam, dan kurma dari arab. Dulu ini menjadi kado yang sangat istimewa bagai masyarakat setempat, terlebih lagi si haji kadang-kadang membawa buah tangan seperti tasbih, sorban, sajadah, peci dan laian-lain, hal semacam ini seperti sudah menjadi tradisi di tempat kami.

Dulu aku mungkin hanya bisa menyaksikan mereka-mereka yang berangkat berhaji, namun Alhamdulillah sekarang Allah berikan aku kesempatan untuk menunaikannya. "labbaiakallahumma labbaiak" aku datang untukMu ya Rabb, Aku datang memenuhi panggilanMu ya Rabb. Ya Allah semoga keberangkatanku ke tanah suci ini membawa keberkahan dan engkau jadikan aku haji yang mabrur.

Do'a ku pagi ini "ya Allah Berikan kesempatan kepada kedua orangtuaku, keluargaku untuk menunaikan ibadah haji, berikan peluang kepada guru-guruku, sahabat-sahabatku dan seluruh kaum muslimin yang belum berhaji untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suciMu ya Rabb". Aminn..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline