Di Tangan Tua Nenek
Di tangan tua yang berkeriput,
Tertanam cerita hidup yang tak pernah rapuh,
Nenek bekerja tanpa henti,
Demi senyum kecil di wajah sang cucu.
Pagi buta, embun masih berbisik,
Nenek sudah bangkit, menepis lelah,
Menjaga langkah, mengumpulkan harap,
Bekerja keras di bawah matahari yang tak kenal ampun.
Dengan kasih yang tak terucap kata,
Nenek menenun masa depan dari keringatnya,
Setiap tetes peluh, setiap detik yang terlewat,
Adalah cinta yang tak pernah pudar.
Tangannya yang kasar menggenggam harapan,
Menyulam mimpi di malam yang sunyi,
Di balik keriput, tersembunyi kekuatan,
Menghadapi hari demi hari dengan senyuman.
Wahai nenek, pahlawan tanpa tanda jasa,
Terima kasih atas cinta yang tak terbatas,
Di setiap langkahmu, kami temukan makna,
Bahwa cinta sejati tak pernah memandang usia.
Teruslah bercahaya dalam kerja kerasmu,
Kami akan mengingat setiap perjuanganmu,
Karena di tangan tuamu yang lembut dan kuat,
Kami menemukan arti cinta yang sesungguhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H