Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan Dasar dan Menengah

Diperbarui: 19 Desember 2024   16:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pendidikan memiliki peran krusial, karena menjadi pilar utama dalam membangun masa depan suatu bangsa. Menjadi negara maju bukanlah hal yang mudah, diperlukannya kualitas SDM yang unggul, kreatif, dan inovatif. Dengan pendidikan yang bagus kualitas SDM suatu bangsa dapat terjamin, selain diajarkan ilmu-ilmu baru, melalui pendidikan juga kita dididik agar menjadi seorang yang berkarakter dan memiliki etika, oleh sebab itu sepatutnya pendidikan harus dimaksimalkan agar mampu mewujudkan cita-cita bangsa yakni Indonesia Emas 2045.

  • Kurikulum

Dalam beberapa tahun terakhir pendidikan di Indonesia menjadi pusat perhatian, karena  terdapat banyak masalah yang terjadi. Dimulai sejak pergantian kurikulum pada tahun 2021/2022, dari K13 menjadi kurikulum merdeka yang digagas oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim. Kurikulum ini diharapkan akan menghadirkan perubahan signifikan dalam pendidikan di Indonesia, akan tetapi dari hasil implementasinya seperti penghapusan beberapa program seperti dihapusnya penjurusan, pembelajaran berbasis proyek, justru menjadi tantangan besar dalam dunia pendidikan, karena membutuhkan waktu untuk menyesuaikan dan dianggap kurang cocok untuk diterapkan di Indonesia. Kurangnya kesiapan guru dan siswa dalam memahami konsep kurikulum, hal ini dapat menghambat proses pendidikan, karena pendidikan merupakan suatu sistem yang berjalan.

Adanya sistem zonasi membuat tidak ada lagi sekolah favorit dan minimnya persaingan diantara pelajar. Beberapa program lain seperti tidak adanya ujian nasional, sistem rapor yang diubah, semua siswa naik kelas, hal ini justru membuat motivasi belajar para siswa menurun, dan cenderung bermalas-malasan, tidak adanya rasa ingin tau akan hal baru, dibuktikan dengan banyaknya kasus viral saat ini, anak generasi sekarang pada jenjang SD/SMP bahkan SMA yang masih belum bisa membaca, menulis, dan menghitung yang merupakan kemampuan dasar yang seharusnya sudah dikuasi oleh pelajar. Bukan hanya itu parahnya generasi sekarang tidak mengetauhi wawasan kebangsaan sendiri, susah membedakan negara, kota, pulau, singkatan lembaga negara, dan masih banyak lagi kebodohan akibat kurikulum merdeka, bukan hanya itu, degradasi moral juga terjadi pada anak saat ini, banyak anak yang tidak memiliki etika terhadap orang yang lebih tua terutama guru, tata bahasa yang digunakan kurang sopan. Hal ini sangat jauh berbeda sekali ketika kurikulum K13 yang terdapat banyak persaingan diantara pelajar, pengetauhan para siswa luas, serta siswa memiliki etika yang baik.

  • Infrastruktur

Faktor lain yang menjadi permasalahan pendidikan di Indonesia adalah belum meratanya infrasturktur pendidikan dan juga fasilitas belum memadai. Sarana dan prasarana pendidikan memegang peranan penting dalam mendukung tercapainya keberhasilan siswa dalam belajar di sekolah. Masih banyak daerah terpencil yang belum bisa merasakan pendidikan, akses jalan yang sulit, masih terdapat bangunan yang tidak terurus, bangunan yang tidak memiliki atap, kursi, meja, dan toilet, hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam dunia pendidikan mengingat sarana prasarana memiliki peran penting dalam terselenggaranya pendidikan yang baik. Saat ini Mendikdasmen akan merenovasi besar-besaran, total sebanyak 22 ribu sekolah di Indonesia yang tidak terurus, dengan anggaran kurang lebih 20 triliun, hal ini mencerminkan masih banyak sekolah yang perlu perhatian pemerintah, dan pertanyaanya kenapa baru dilakukan sekarang? Apakah dulu tidak ada Menteri pendidikan, kemana aja selama ini?

  • Gaji Guru

Kualitas seorang guru menjadi faktor utama yang memengaruhi kualitas pembelajaran (Bappenas, 2019). Gaji guru menjadi permasalahan penting yang belum terselesaikan hingga saat ini. Banyak guru honorer dengan gaji rendah, bahkan di bawah Upah Minimum Regional (UMR) Menurut survey IDEAS, sebanyak 42 persen guru memiliki penghasilan di bawah Rp 2 Juta per bulan dan 13 persen diantaranya berpenghasilan dibawah Rp 500 Ribu per bulan. Hal ini tentu saja memengaruhi metode pembelajaran yang diterapkan, sering kali membuat siswa bosan dan cenderung tidak bisa berpikir kritis, inovatif. Tidak sepadan dengan pengorbanannya untuk anak-anak di Indonesia, sedangkan kesejahteran guru adalah faktor penting terselenggaranya pendidikan yang baik, sering kali para guru memilih pergi ke luar kota dibandingkan mengajar didaerahnya sendiri dengan alasan gaji yang lebih besar, hal ini justru menimbulkan masalah baru yakni kekurangan tenaga pendidik didaerah tersebut.

  • Guru dipidana, dan biaya mahal

Belakangan ini viral di media sosial banyak para guru dipidana karena menegur seorang siswa yang dianggap melakukan kesalahan, namun justru teguran tersebut berujung tindak pidana karena orang tua wali melaporkan kepada pihak berwajib atas kejadian tersebut. UUD perlindungan anak dijadikan senjata untuk menyerang guru, hal ini membuat para guru cenderung membiarkan saja ketika siswa berbuat salah, karena mereka takut dituntut dan berhubungan dengan pihak kepolisian jika menegur siswa. Selain itu mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk mengenyam pendidikan di Indonesia semakin mahal seiring tingginya jenjang yang ditempuh. Kenaikan biaya ini menimbulkan kesenjangan antara mereka yang mampu dan tidak mampu secara finansial, sehingga penting untuk segara diatasi mengingat bahwa pendidikan tetap dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, karena pendidikan merupakan hak semua orang, serta putus sekolah diakibatkan kondisi finansial akan menjadi salah satu tantangan bagi pemerintah yang nantinya akan berpengaruh pada generasi penerus bangsa.

Dari kasus diatas, masih mencerminkan berbagai masalah timbul dari sektor pendidikan. Permasalahan ini membutuhkan perhatian serius bagi pemerintah mengingat betapa pentingnya pendidikan bagi suatu negara untuk menciptakan generasi unggul, dan mampu berdaya saing membawa Indonesia mewujudkan cita-cita di tahun 2045. Memang tidaklah mudah untuk menangani permasalahan yang terjadi, tetapi pemerintah mengupayakan yang terbaik untuk kedepannya tentunya diperlukan komitmen, serta dukungan masyarakat agar mampu berkolaborasi mewujudkan kepentingan bersama mewujudkan kemajuan pendidikan di Indonesia. Saat ini Indonesia dibawah pemerintahan baru oleh Presiden Prabowo, dengan situasi ini diharapkan pendidikan di Indonesia terutama pendidikan dasar dan menengah mampu berkembang menjadi lebih baik kedepannya melalui kebijakan-kebijakan baru, dan membenahi sistem kurikulum Merdeka yang dianggap menjadi benang merah dalam beberapa kasus yang terjadi, seperti menghapus sistem zonasi, diadakan ujian nasional lagi, agar para siswa bisa bersaing satu sama lain untuk menjadi yang terbaik, selain itu infrastruktur dan kesejahteraan guru lebih diperhatikan karena sangatlah krusial dalam terselenggaranya pendidikan, begitu juga dengan uu perlindungan guru yang perlu dibuat agar uu perlindungan anak tidak lagi digunakan senjata untuk menyerang para guru. Dengan pendidikan nantinya akan berpengaruh ke berbagai sektor, seperti mudah mendapatkan pekerjaan, tentu berpengaruh juga pada tingkat kesehatan masyarakat dimana mampu/tidak mampu untuk mengonsumsi makanan bergizi setiap harinya berdasar tingkat pendapatan, dan tujuan akhir mampu menekan angka kemiskinan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline