Standar kecantikan Korea telah menjadi fenomena global, terutama di kalangan generasi muda. Dengan popularitas K-pop dan drama Korea, banyak disukai mahasiswi ,yang memengaruhi mereka memandang diri sendiri tetapi juga mempengaruhi prilaku dan gaya hidup mereka, tekanan untuk memenuhi standar kecantikan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik mereka.
Mahasiswi sering merasa tertekan untuk mengikuti tren kecantikan, seperti kulit yang cerah, tubuh ramping, dan fitur wajah tertentu. Hal ini dapat mendorong mereka untuk melakukan prosedur kecantikan yang berisiko, diet ekstrem, atau penggunaan produk kecantikan yang berlebihan. Selain itu, perbandingan dengan selebriti dan influencer dapat menimbulkan rasa tidak puas terhadap diri sendiri, yang berpotensi menyebabkan masalah seperti kecemasan ,depresi ,dan gangguan makan.
Di satu sisi standar kecantikan ini banyak mengispirasi mahasiswa untuk merawat diri mereka dan menjaga penampilan . Dengan rutin menggunakan skincare dan makeup tren Korea mendorong untuk peduli kesehatan kulit dan penampilan yang berdampak pada kepercayaan diri dan motivasi untuk tampil lebih baik.
Penerimaan diri dari keberagaman yang ada banyak mahasiswi kini berusaha untuk merayakan keunikan mereka dan menolak standar kecantikan yang sempit. Dengan edukasi dan kesadaran yang lebih baik, diharapkan generasi muda dapat mengembangkan pandangan yang lebih positif tentang kecantikan, yang tidak hanya terfokus pada penampilan fisik, tetapi juga pada kepribadian dan bakat yang dimiliki.
Dengan ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran dan pemahaman dalam menghadapi pengaruh standar kecantikan Korea terhadap diri kita. Kritis terhadap apa yang kita lihat dan menerima diri sendiri apa adanya dengan begitu nilai diri tidak ditentukan oleh penampilan semata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H