Lihat ke Halaman Asli

Nisa Ul K.

Mahasiswa

Eksistensi Diri dalam Karya Seni

Diperbarui: 25 November 2024   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nisa Ul Karimah (Mahasiswa PGSD UNNES) dan Dr. Eka Titi Andriyani, S.Pd., M.Pd., Dr. (Dosen PGSD Universitas Negeri Semarang)

Karya seni merupakan suatu produk yang diciptakan oleh seniman. Karya seni dapat berupa lagu, tarian, puisi, gambar, lukisan, dan masih banyak lagi. Pencipta seni atau yang disebut dengan seniman dapat berasal dari semua usia, tidak ada batasan usia dalam berkarya. Semua orang berhak untuk menciptakan karya yang mereka inginkan, tidak ada tekanan dalam menciptakan atau mengembangkan karya mereka.

Karya seni seringkali dianggap sebagai cerminan diri pencipta. Ekspresi diri yang digoreskan dengan kuas diatas kanvas, ungkapan tak terucap yang dapat dituangkan dalam lagu, ekspresi jiwa yang terungkap melalui gerak. Semua itu membawa fragmen pengalaman, emosi, dan pemikiran unik dari seniman. Melalui seni, seseorang dapat mengungkapkan dirinya dengan bebas tanpa tekanan melalui hal yang disukai.

Melalui seni juga, seorang individu dapat mengungkap perasaam terdalam dirinya yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata. Seni menjadi wadah bagi emosi yang kompleks, mulai dari suka cita hingga duka cita, dari harapan hingga kegelisahan, menggambarkan keluarga, sahabat, dan orang lain melalui kalimat, gambaran, maupun gerakan.

Selain sebagai sarana ekspresi pribadi, seni juga menjadi jembatan bagi manusia untuk saling memahami. Ketika kita mengamati sebuah karya seni, kita diajak untuk merenung, untuk mencari makna di balik bentuk dan warna. Kita diajak untuk merasakan emosi yang sama dengan sang seniman, untuk berbagi pengalaman hidup yang berbeda. Dengan demikian, seni memiliki kekuatan untuk menyatukan manusia dalam keberagamannya.

Pada intinya seni merupakan suatu karya yang dibuat untuk mengungkapkan perasaan, menggambarkan bagaimana dan apa yang ia inginkan, yang tidak dapat mereka ungkapkan melalui kata-kata secara langsung. 

Terima kasih...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline