Lihat ke Halaman Asli

Herlina Ratna Aprillia

Mahasiswa Universitas Diponegoro

Minuman Energi: Ancaman Tersembunyi bagi Ginjal Anak Muda

Diperbarui: 7 Oktober 2024   09:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ginjal merupakan organ yang berfungsi menjaga komposisi  darah dengan mencegah menumpuknya limbah dan mengendalikan keseimbangan cairan dalam tubuh, menjaga level elektrolit seperti sodium, potasium dan fosfat tetap stabil, serta memproduksi hormon dan enzim yang membantu  dalam mengendalikan tekanan darah, membuat sel darah merah dan menjaga tulang tetap kuat, Sedangkan, penyakit ginjal kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat global dengan preyalens dan insidens gagal ginjal yang meningkat. Prognosis yang buruk dan biaya yang tinggi. Sekitar 1 dari 10 populasi global mengalami penyakit ginjal kronis pada stadium tertentu. Faktor penyebab fungsi ginjal tidak bekerja dengan baik adalah terlalu banyak mengonsumsi kandungan gula yang berlebih, mengonsumsi minuman yang mengandung zat nefrotoksik, volume aliran darah ke ginjal yang rendah, diabetes.

Minuman berenergi merupakan minuman untuk menjaga kesehatan dan stamina di berbagai kalangan masyarakat. Minuman berenergi dapat dikonsumsi dan sudah menjadi kebiasaan masyarakat mengonsumsi minuman berenergi, terutama yang berusia produktif untuk memulihkan tenaga atau menambah tenaga sebelum atau sesudah menyelesaikan pekerjaan berat dan jika ingin melakukan aktivitas tertentu. Akan tetapi, kebanyakan orang tidak menyadari efek bagi kesehatan dari mengonsumsi minuman berenergi. Banyak dari masyarakat menilai bahwa minuman berenergi hanya sebagai minuman yang dapat mengembalikan stamina tubuh lebih cepat, masyarakat lebih memilih untuk mengonsumsi minuman berenergi agar keadaan tubuh menjadi lebih segar dan mampu mengatasi kelelahan. Padahal beberapa dari produk minuman beredar di kalangan masyarakat apalagi  anak muda banyak mengandung banyak zat seperti kafein, guaranine, taurine, 1-carnitine, gingseng, zat pewarna, gula, karbonasi yang dapat menimbulkan dampak terhadap kesehatan tubuh.

Dalam mengonsumsi minuman berenergi harus diwaspadai, terutama bagi anak muda yang merupakan masyarakat usia produktif. Pengetahuan minuman berenergi yang menjadi masalah adalah bahwa masyarakat menganggap minuman berenergi sebagai penambah tenaga yang dibutuhkan tubuh. Jika tubuh mengalami kelelahan yang sebenarnya diperlukan adalah istirahat, bukan mengonsumsi minuman berenergi. Minuman berenergi memiliki kandungan yang dapat memperlambat kerja syaraf. Minuman berenergi ini dijual di pasaran namun tidak dilengkapi dengan informasi yang jelas tentang siapa saja yang dapat mengonsumsinya, serta indikasi dan kontradiksi penggunaannya. Oleh karena itu banyak orang yang mengonsumsi minuman ini tanpa menyadari efek negatifnya.

Minuman energi dengan kandungan kafein, gula dan zat tambahan lainnya, kerap menjadi pilihan populer di kalangan remaja untuk meningkatkan energi dan konsentrasi. Namun, di balik sensasi segar dan semangat instan yang ditawarkan, minuman  ini menyimpan ancaman serius bagi kesehatan terutama pada ginjal. Ginjal pada remaja ini rentan terkena penyakit dikarenakan masih dalam tahap perkembangan dan memiliki kapasitas yang lebih terbatas dibandingkan ginjal orang dewasa.  Konsumsi minuman berenergi ini meningkat setiap tahunnya, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian suatu produk minuman energi. Faktor yang dapat memengaruhi perilaku konsumen tersebut salah satunya adalah faktor kebudayaan, pribadi, sosial, dan psikologis untuk menghasilkan rasa nyaman yang diinginkan tanpa menyadrai bahwa minuman berenergi sangat berbahaya jika dikonsumsi jangka panjang. Dampak negatife yang timbul  setelah mengonsumsi minuman berenergi dalam jangka Panjang berkaitan dengan sistem saraf pusat. Minuman berenergi secara berlebihan ini dapat merusak ginjal dikarenakan:

  • Beban Kerja Ginjal Meningkat

Kandungan kafein dan zat tambahan lainnya dalam minuman berenergi dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung sehingga memaksa ginjal ekerja lebih keras untuk menyaring darah.

  • Dehidrasi

Walaupun minuman energi mengandung banyak cairan, minuman ini justru dapat menyebabkan dehidrasi dikarenakan kandungan gula yang tinggi dan zat diuretic, zat diuretic ini dapat menyebabkan produksi urine sehingga dapat membuat tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada memperoleh cairan.

  • Penumpukan Zat Sisa 

Mengonsumsi minuman berenergi berlenbihan dapat meningkatkan jumlah zat sisa yang harus disaring pada ginjal sehinhga dapat menyebabkan keusakan pada organ lain.

  • Gangguan Keseimbangan Elektrolit

 Minuman berenergi ini mengandung berbagai elektrolit seperti natriun dan kalium. Mengonsumsi minuman ini secara berlebihan dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh dimana elektrolit ini sangat penting untuk fungsi ginjal yang optimal.


Tanda-tanda kerusakan ginjal akibat konsumsi minuman energi.

  • Sering buang air kecil
  • Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau wajah
  • Kelelahan ekstrem
  • Mual dan Muntah
  • Sakit punggung

Efek Samping Kesehatan

Berdasarkan studi yang melibatkan lebih dari 2.000 remaja, konsumsi minuman energi dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, antara lain:

  • Gangguan Jantung

 Sekitar 24% remaja mengalami detak jantung cepat dan gangguan irama jantung.

  • Kejang

Meskipun jarang, ada laporan tentang kejang akibat konsumsi berlebihan.

  • Masalah Tidur

Sulit tidur atau insomnia dialami oleh lebih dari 18% partisipan studi.

  • Gelisah dan Sulit Berkonsentrasi

Gejala ini sering muncul akibat efek stimulan kafein

Resiko Kecanduan 

Mengonsumsi secara rutin minuman energi dapat menyebabkan ketergantungan. Bagi remaja yang sudah terbiasa mengonsumsinya mungkin tidak akan mengalami efek samping seperti sakit kepala atau suasan hati yang membuuruk apabila tidak mengonsumsinya.

Regulasi dan Kesadaran 

Walaupun banyak negara telah mulai memperketat regulasi penjualan minuman energi kepada remaja, mash banyak remaja yang bisa mengaksesnya. Sebagai contoh di negara Inggris, beberapa supermarket telah menerapkan kebijakan untuk meminta identitas pembeli untuk memastikan yang membeli harus berusia di atas 16 tahun. Namun, di banyak tempat lain, penjualan berlangsung tanpa batas.

Upaya Mencegah Kerusakan Ginjal

  • Membatasi Konsumsi Minuman Energi 

Menghindari untuk mengonsumsi minuman energi secra berlebihan, jika ingin mengonsumsi maka harus memilih jenis minuman yang rendah gula dan kafein.

  • Memperbanyak Air Putih

Memastikan tubuh terhidrasi dengan baik yang dapat dilakukan dengan minum air putih yang cukup.

  • Memilih Alternatif Sehat

Dapat mengganti minuman energi dengan air putih, jus buah atau teh herbal.

  • Konsultasi Dokter

Jika memiliki riwayat masalah ginjal atau khawatir dengan konsumsi minuman energi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline